1.125 Teroris NII di Sumbar, LKAAM: Kriterianya Apa?

PADANG – Publikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mengklaim adanya 1.125 teroris yang tergabung pada organisasi Negara Islam Indonesia (NII) memunculkan pertanyaan besar di kalangan ninik mamak Sumatera Barat.

“Angka yang disebutkan sangat signifikan. Kita heran dari mana asal data tersebut dan kriterianya apa?” Tanya Ketua Lembaga Kerapatan Adat Nagari Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat, Dr. Fauzi Bahar Datuak Nan Sati, kepada Singgalang, Kamis (21/4/2022).

Tak hanya itu klaim jika kelompok yang diduga teroris tersebut berencana untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Menariknya lagi, kelompok itu mempersenjatai diri dengan golok.

“Rasanya sangat mustahil akan menurunkan pemerintahan yang sah hanya bermodalkan golok,” ujar Datuak Nan Sati.

Selain itu, klaim usaha untuk membatalkan hasil sah pemilihan umum juga sulit untuk dilakukan. Pasalnya, suara pemilih Sumatera Barat hanya menyumbang 2, 2 persen dari jumlah pemilih Indonesia secara keseluruhan.

Masih menurut Fauzi Bahar pertanyaan besar lain perlu jawaban adalah motif yang dimiliki warga Sumatera Barat untuk menggulingkan pemerintahan. Sebagai kelompok masyarakat yang terkenal egaliter dalam bertindak orang Sumatera Barat akan berfikir secara komprehensif.

“Apa untungnya bagi orang Sumatera Barat?” Kata Datuak Nan Sati lagi.

Selain itu kalaupun ada ajakan-ajakan untuk berbuat yang melanggar aturan tersebut, biasanya orang Sumatera Barat tidak akan mudah patuh jika diyakini itu tidaklah benar. Siapapun yang mengajak dan memerintah jika benar pasti tidak akan dipatuhi masyarakat Sumatera Barat.

“Di Minangkabau ada prinsip rajo adia rajo disambah, rajo lalim rajo disanggah. Siapapun yang memerintahkan jika tidak benar tidak akan dipatuhi,” tukuk Datuak Nan Sati.

Pada kesempatan yang sama Ketua LKAAM Sumbar berharap gubernur bisa memfasilitasi untuk memperoleh data anggota kelompok yang diklaim bagian dari teroris tersebut. Berdasarkan data yang ada maka upaya-upaya pembinaan dan pencegahan bisa dilakukan.

“Kita berharap data itu bisa segera diperoleh. Jangan sampai dibiarkan menyebar dan menggelinding lama-lama. Efek negatifnya akan semakin banyak,” ucap Datuak Nan Sati.

Pun demikian dengan ninik mamak yang ada di Sumatera Barat agar lebih mawas dan sensitif terhadap kejadian-kejadian yang ada di tengah anak kemenakan. Jika ada hal yang aneh dan ganjil agar segera disikapi secara bijak.

“Kita tentu menghimbau ninik mamak untuk selalu memantau fenomena dan gejala-gejala yang ada di tengah anak kemenakan. Selain itu, ninik mamak juga jangan bosan-bosan untuk mengingatkan anak kemenakan agar tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif yang berkembang,” pungkas Fauzi Bahar Datuak Nan Sati. (512)