Parik Malintang – Bupati Padang Pariaman, H. John Kenedy Azis, Jumat (14/3) malam, sehabis Shalat Isya, ‘meneteskan air mata’ di hadapan jemaah tarawih Masjid Taqwa (Surau Dagang), Nagari Malai III Koto, Kecamatan Sungai Garinggiang.
Berdiri di samping mimbar, suaranya terdengar serak diawal kata sambutannya sebagai Ketua Tim Safari Ramadhan Padang Pariaman. Sesaat, terlihat menghapus air matanya dengan telapak tangan. Kejadian itu sempat membuat para jemaah terdiam dan, mungkin ada yang bertanya dalam hati, kenapa bupati menangis.
“Ini Surau Dagang. Sekarang telah jadi Masjid Taqwa,” ujar Bupati John Kenedy Azis, sembari mengusap airmata.
“Maaf, saya merasa terharu, teringat masa lalu. Disini, di Surau Dagang inilah masa kecil saya. Di sini saya dulu bermain. Saya jadi teringat ayah yang selalu saya jadikan panutan,” aku putera asli Durian Bukue, Nagari Batu Gadang, Kecamatan Sungai Garinggiang tersebut. Ia tidak pernah membayangkan bakal menjadi bupati.
“Saya asli Sungai Garinggiang. Kini menjadi bupati. Suatu kehormatan tentunya. Namun, saya menyadari, jabatan itu adalah amanah dan, sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Terutama, bagaimana membangun Padang Pariaman menjadi lebih baik. Ada yang mengatakan, saya jadi bupati pada saat yang tidak tepat. Sebab, bagaimana bisa membangun kalau anggarannya tidak ada karena dipangkas pemerintah pusat. Sebenarnya tidak juga. Saya yakin, kita masih bisa membangun. Banyak potensi yang bisa digali, dimanfaatkan dan, kita harus berinovasi,” ujar mantan Anggota DPR-RI dua periode itu.
Menurutnya, Padang Pariaman bisa membangun asal semua elemen masyarakat terlibat dan mau melibatkan diri. “Sekaitan itulah, saya mengajak dan berharap semua masyarakat bersatu, bersama-sama dalam membangun daerah ini,” ulasnya.
Selain memaparkan berbagai visi dan misi pemerintah daerah dalam pembangunan Padang Pariaman, malam itu John Kenedy Azis juga sempat mengingatkan masyarakat akan bahaya yang kini tengah mengancam masa depan anak-anaknya. Antara lain, yaitu bahaya gadget.
Gadget atau handphone adalah sebuah teknologi komunikasi. Apabila disalahgunakan, itu tidak hanya bisa merusak mental anak, tapi juga orang-tua. Sekarang di Padang Pariaman banyak kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak. Dalam dua bulan terakhir saja tercatat ada 14 kasus di wilayah hukum Polres Padang Pariaman dan, sembilan kasus di wilayah hukum Polres Pariaman.
Dari hasil penyidikan, perbuatan itu terjadi dan, dilakukan karena si pelaku sering mnggunakan handphonenya untuk menonton hal-hal yang seharusnya tidak ditonton. Jadi, lebih memprihatinkan, pelaku tindak kekerasan seksual terhadap anak di daerah juga ada pula orang-orang terhormat.
Jadi, bisa dibayangkan, orangtua saja bisa rusak mentalnya gara-gara salah mempergunakan teknologi. Apalagi anak-anak yang boleh dikatakan belum memiliki pondasi agama, keimanan yang kuat. “Karena itu, saya minta para orangtua agar awasi betul anak-anaknya. Tolong lebih diperhatikan pendidikan dan perkembangan mentalnya,” pesan Bupati.
Pada malam bersafari Ramadhan itu, Bupati Padang Pariaman juga menyerahkan bantuan untuk pembangunan Mesjid Taqwa senilai Rp 7,5 juta. Kemudian ditambah Rp 2,5 juta dari Bank Nagari dan Rp 1 juta dari PDAM. Terus ada pula bantuan Al Quran dari Kemenag. (dmn)