Menurut Nanda, KNPI adalah wadah berhimpun kepemudaan sehingga tidak boleh seseorang atau siapapun mengatasnamakan secara pribadi. “Intinya tolak ukurnya dihadiri 213 OKP tingkat nasional dan 34 DPD KNPI, sehingga tidak ada lagi yang mampu menyatakan atau mengklaim di luar sana yang mengaku KNPI. Yang mengaku KNPI di sana itu tidak lagi didukung mayoritas OKP,” tegasnya.
Gagasan untuk mendorong pemuda mempunyai kemandirian ekonomi dan tidak semata mengejar politik kekuasaan atau jabatan. “Visinya mendorong kemandirian pemuda. Bagaimana pun pemuda harus berdaya, mengembangkan diri di dunia usaha sehingga mempunyai pijakan ketika berhasrat memasuk dunia politik, jadi modal dasar,” tuturnya.
Dengan berakhirnya kongres tersebut, Nanda berharap pihak-pihak yang mengklaim sebagai KNPI berbagai versi tak muncul lagi, termasuk di Sumbar. “Sudahlah. Mari kita bersatu, pemuda bersatu. Saatnya kita tunjukkan eksistensi pemuda untuk jadi yang terdepan dalam membangun Sumbar ini.
Pemuda harus berkolaborasi membangun Sumatera Barat dan fokus pada perjuangan untuk mencetak pemuda-pemuda terbaik yang akan menjadi pemimpin dan memajukan negeri,” tegasnya.
Ia mengingatkan, masyarakat punya harapan besar terhadap peran pemuda dalam membangun daerah. “Tidak ada urgensinya terpecah-pecah, mari kita jawab tantangan dan harapan masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah,” pungkas Nanda. (gv)