Padang  

Sebanyak 87 Persen Lulusan SMK PK Sumbar Masuk Dunia Kerja

PADANG, –
Dunia Pendidikan Sumatera Barat berkontribusi mengurangi pengangguran karena telah berhasil mencetak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang langsung memasuki dunia kerja. “Kita sedang melakukan validasi data, ada Tracer Study Nasional untuk memastikan jumlah pasti lulusan SMK kita yang langsung masuk dunia kerja, tapi angka kasarnya lebih 87 persen lulusan SMK Sumbar langsung masuk dunia kerja” kata Kadis Pendidikan Drs. Barlius MM Jumat (8/11) ini di ruang kerjanya di Kantor Dinas Pendidikan Sumbar.
Apa sebabnya lulusan SMK bisa langsung bekerja? Kadis Barlius yang didampingi Kabid SMK Ariswan menjawab memberikan penjelasan bahwa sejak tahun 2022, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Dirjen Vokasi meluncurkan program unggulan yaitu SMK Program Keunggulan ( PK )” Kata Barlius.

Keunggulan (SMK PK) merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri,dunia kerja, yang akhirnya menjadi SMKrujukan yang dapat berfungsi sebagai sekolah penggerak .

Sumatera Barat memiliki SMK sebanyak 215 sekolah yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. “Hampir 20 persen atau 39 SMK Negeri dan 4 SMK Swasta sedang mengikuti program keunggulan ini dan sudah ada lulusan, mereka itu sekarang sudah memiliki pekerjaan terutama bekerja sendiri, wiraswasta, bekerja diperusahaan dan ada yang bekerja sambil kuliah.

Barlius paparkan sekolah PK ini. ” Kalau kurikulum biasa anak anak diberikan ketrampilan secara simulasi, dengan program PK mereka ril praktek ” katanya.
Pelaksanaan SMK PK ini dengan kerjasama dengan perusahaan yang memiliki ketrampilan relevan dengan kejuruan yang ada di SMK . “Pihak sekolah PK mengajukan proposal kerjasama dengan perusahaan itu, maka Dirjen Vokasi mengeluarkan Surat Keputusan (SK) lengkap dengan petunjuk teknis nya” kata Barlius.
Dalam kerjasama itu, perusahaan berkontribusi untuk kegiatan pelatihan bagi guru dan murid, penyediaan peralatan, bahkan guru dan murid mendapat program pemagangan. “Perusahaan sebagai mitra sekolah itu mendapat kompensasi keringanan pajak sedangkan siswa dan sekolah mendapat ketrampilan dan keahlian bahkan lapangan kerja” kata Barlius.
Bermacam pelatihan ketrampilan kecakapan hidup atau vokasi diberikan, Permesinan dan konstruksi, Ekonomi kreatif, seperti desain, seni, dan teknologi kreatif, Hospitality, untuk mempersiapkan tenaga kerja di industri perhotelan dan pariwisata, Care services, untuk memberikan pendidikan vokasi di sektor pera

Tentang anggaran, selain dari perusahaan, sesuai SK sekolah mendapat anggaran dari Dirjen Vokasi dan Dinas Pendidikan sesuai dengan plafon kebutuhan. “Itu diaudit BPK, pengawasan sangat ketat, semua sekolah memiliki laporan lengkap ” Kata Barlius. ( M.K)