763 Guru Honorer di Sijunjung Dilantik Jadi PPPK

Sebanyak  763 guru honorer telah dilantik Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

SIJUNJUNG – Sebanyak 763 guru honorer telah dilantik Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pelantikan serta penyerahan SK secara simbolis diselenggarakan Selasa (18/7/23) di Lapangan M Yamin Muaro, Ibukota Kabupaten Sijunjung.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sijunjung, Puji Basuki, SP.MMA menyebutkan, pelantikan dan penyerahan SK oleh bupati didampingi wakil bupati dengan menghadirkan seluruh guru honorer yang lolos seleksi beberapa waktu lalu.

Bupati berharap kepada guru yang telah lolos seleksi agar menunjukkan kinerja terbaik, karena para guru yang diundang adalah orang-orang yang terpilih. ” Tunjukkan dedikasi dan loyalitas pelayanan publik yang bermutu, serta teruslah belajar, memperbaiki diri, mengembangkan potensi, karena tugas dan tanggungjawab akan semakin berat,” kata bupati.

Juga disebutkan para guru jangan terjebak dengan rutinitas, terus melakukan inovasi yang sangat penting digunakan untuk pemecahan masalah, serta peningkatan kinerja agar mampu memberikan dampak positif bagi pelayanan kepada masyarakat. Bagaimanapun juga penerima SK PPPK ini sudah selevel dengan ASN, namun bedanya cuma tidak ada uang pensiunnya.

Walaupun ada perbedaan dengan ASN, Pemda Sijunjung selalu memberikan perhatian kepada para guru. Sampai saat ini tidak pernah membedakan guru honorer atau guru PNS, semuanya adalah sebagai guru yang mempunyai konsekuensi hukum dan nilai-nilai bagi anak didik.

Senada dengan Benny, Wabup Iraddatillah mengemukakan bahwa kunci keberhasilan meningkatkan kinerja dan kompetensi saat bekerja menjadi PPPK, diantaranya dengan memiliki orientasi kerja, pandai memanajemen keuangan dan manajemen karir dengan terus meningkatkan kompetensi.

Menurutnya, PPPK merupakan paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan sistem kontrak kerja. Seyogyanya para PPPK ini terus berada dalam uncomfortable zone (zona tidak nyaman) tetapi dengan begitu, mereka akan bisa mengubah dan mendorong etos kerja menjadi lebih baik karena setiap lima tahun menghadapi evaluasi kerja. “Saya sebut berada dalam uncomfortable zone, itu bukan hal yang negatif. Orang sukses, orang hebat, itu selalu berada dalam uncomfortable zone, ada istilah pelaut ulung dilahirkan dalam lautan yang berbadai,” tuturnya. (FL)