ANDI memegang joran pancing. Di ujung tali pancing terdapat gelang plastik. Sementara di depan Andi, sebuah botol tergeletak di atas papan dengan kemiringan 45 derajat. Andi harus dapat membuat botol berdiri dengan memasukkan gelang plastik ke mulut botol. Jika botol dapat berdiri sempurna, Andi mendapatkan hadiah, handphone atau laptop baru.
“Dari tadi tidak bisa-bisa,” ujarnya penuh penasaran.
Permainan memancing botol tersaji saat Car Free Day (CFD) di GOR H. Agus Salim, Padang, Minggu (20/1/2019) pagi. Warga yang sedang berolahraga dan jogging ikut tertarik dengan permainan ini. Selain hadiahnya yang menggiurkan, memainkannya juga butuh konsentrasi dan ketenangan. Jika terburu-buru dan tidak fokus, jangan harap mendapat hadiah.
“Kita sudah buka sejak pukul sembilan tadi,” kata Egi (20), pemilik permainan ketangkasan tersebut.
Egi menggelar permainan ini di sisi selatan GOR H. Agus Salim. Handphone baru berbagai merek dipajang beserta laptop. Pemain dapat memilih hadiah yang disuka jika mampu membuat botol berdiri.
“Belum ada satupun yang mampu membuat botol berdiri,” kata Egi.
Agar dapat memainkan permainan ini, cukup dengan membayar Rp 10ribu. Dengan membayar sebanyak itu, pemain mendapat tiga kali kesempatan bermain. Cukup sulit memang.
Egi menyebut, usaha permainan ketangkasan ini sudah digelutinya sejak tujuh tahun lalu. Lelaki asal Ulakan, Padangpariaman ini mengaku, dirinya sudah merantau sejak usia 13 tahun. Saat merantau ke Jakarta, Egi berkenalan dengan pemilik permainan ketangkasan asal Sunda.
“Saat itu ikut kemana bos pergi, sekarang sudah bisa mandiri dan buka usaha sendiri,” terangnya.
Sebelum ini, Egi sudah melalangbuana ke beberapa daerah. Seperti Palembang, Kalimantan, dan sejumlah kota lainnya. Egi mencari tempat yang strategis, seperti saat pameran, maupun pasar malam. Egi mengaku, untuk menggeluti usaha permainan ketangkasan ini tidak memerlukan biaya besar. Hanya bermodal botol, papan, dan pancing. Untuk hadiah, dirinya punya koneksi di Jakarta.
Egi mengaku, pendapatan yang diterimanya tergantung banyaknya peminat atau pemain. Jika sedang sepi, tak sampai Rp 500ribu. Tetapi jika sedang ramai, Egi mampu menangguk pendapatan hingga Rp 2 juta lebih.
“Saya hanya sehari ini di Padang karena mau pulang kampung (Ulakan). Setelah ini saya kembali ke Palembang untuk meneruskan usaha ini,” pungkasnya.(Charlie Ch. Legi)