LIMAPULUH KOTA-Jembatan Layang Kelok 9 sejak diresmikan Presiden lima tahun silam-tepatnya 31 Oktober 2013, membuat lega masyarakat Sumbar-Riau khususnya para perantau dan pedagang yang rutin melalui jalur negara tersebut. Merekanya senang bukan main. Dari Sumbar, Riau nan rancak dan tumbuh pesat itu sudah dekat.
Begitu pula sebaliknya, dari Riau, pengguna jalan tak lagi dihambat kemacetan yang hampir setiap tahun terutama jelang lebaran Idul Fitri, bisa mencapai belasan kilometer. “Alhamdulillah, jasa-jasa perjuangan pak Mulyadi sangat terasa bagi kami,” ujar Adi, perantau Limapuluh Kota di Duri
Adi tahu itu kiprah Mulyadi-anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat- karena para sahabat dan dunsanaknya di kampung maupun perantau lain yang sering melewati jalan tersebut juga sering menyebut nama Mulyadi. Selama dipercaya mengemban sebagai wakil rakyat di Senayan, banyak program pembangunan yang digiring ke Sumbar.
Selain Adi, perantau lainnya juga mengaku semakin tertarik pulang kampung ke Sumbar, setelah adanya jembatan layang Kelok 9. “Sekalian ngajak anak-anak untuk berwisata ke Kelok 9,” sebut Sardi. “Sumbar pantas memiliki wakil rakyat sekelas Mulyadi,” tambahnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang telur dan beras asal Mungka, Guguak, Lareh Sago Halaban dan Situjuah di Limapuluh Kota menyebut, buah perjuangan Mulyadi dalam mendorong anggaran mega proyek Kelok 9, terbukti telah memperlancar usahanya.
Anggota DPRD Sumbar, Darman Sahladi kepada Singgalang, di Padang, juga menyebutkan kalau tidak diperjuangkan Pak Mulyadi di DPR terkait pendanaan pembangunan Jembatan Kelok 9, mungkin hingga kini jembatan itu tak siap-siap.
Bahkan saat Darman Sahladi, baru menjabat sebagai Ketua DPRD Limapuluh Kota (periode 2009-2014), banyak masyarakat bertanya, kapan Kelok 9 bisa dituntaskan. Menggunakan dana APBD provinsi apalagi APBD kabupaten, rasanya mustahil. Satu-satunya jalan, ya, harus didanai APBN.
“Begini-begini juga atau diangsur sedikit demi sedikit kapan siapnya. Tolonglah Pak Ketua, ‘dinding pembatas’ Sumbar-Riau ini dihilangkan dengan menuntaskan pembangunan Jembatan Kelok 9,” kenang Darman saat sejumlah warga Limapuluh Kota diskusi dengannya.
Darman tahu, wakil rakyat Sumbar di Senayan ada. Mereka punya peran dalam menggiring dana APBN ke Sumbar dalam bentuk berbagai program pembangunan. Komunikasi intens dibangun, termasuk dengan Mulyadi. Selain sama-sama kader Demokrat, Darman tahu, Mulyadi kalau berjuang untuk kepentingan rakyat, tidak tanggung-tanggung. All out di Senayan demi Sumbar.
“Selama diamanahkan menjadi wakil rakyat dan dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR, perhatian ke Sumbar tinggi. Sukses memperjuangkan anggaran untuk pembangunan berbagai infrastruktur di Sumbar. Salah satunya yang kini menjadi ikon Sumbar adalah Jembatan Kelok 9,” sebutnya.
Anggota DPRD Sumbar lainnya, Nofrizon tahu persis perjuangan wakil rakyat low profile itu, karena dalam periode 2009-2014, Nofrizon bertugas di Komisi III DPRD Sumbar yang membidangi pembangunan. “Kami sering meminta kepada Pak Mulyadi yang di DPR juga menangani bidang ke-PU-an dan Perhubungan, agar pembangunan infrastruktur Sumbar didanai pusat. Dana daerah terbatas. Alhamdulillah direspon,” ujar Nofrizon.