PADANG – Kembali mendapatkan kritikan dalam penanganan covid-19, Gubernur Mahyeldi mengaku diundang masyarakat. Menurutnya apa yang dilakukannya juga tugas sebagai Gubernur Sumbar.
“Ini Sumatera Barat, bukan hanya Padang. Masa saya harus tinggal di rumah dinas saja,”sebut Mahyeldi Senin (9/8).
Hal itu disampaikannya, meyikapi kritikan yang diberikan oleh salah seorang Anggota DPRD Sumbar, yang mengatakan Gubernur Mahyeldi sibuk meresmikan kegiatan seremonial saat angka covid-19 tinggi.
Dikatakannya, kehadirannya pada sejumlah kegiatan seremonial tersebut karena diundang oleh masyarakat. “Saya hadir kan karena diundang masyarakat. Masyarakat juga ingin kehadiran saya, itu salah satu tugas saya,”ulasnya.
Bahkan, Mahyeldi bergurau, kalau rumah dinas dipantau oleh Anggota DPRD. Sehingga tahu semua kegiatan gubernur.
“Barangkali ada cctv ddirumah saya, memperhatikan kegiatan saya. Ini Sumbar, bukan hanya Kota Padang, tidak hanya kantor gubernur,”tegasnya.
Dijelaskannya, dalam menghdiri seremonial itu karena diundang. “Kebetulan dalam hal ini saya diundang. Jika saya hadir, saya bisa sampaikan pesan. Bisa ingatkan mereka tentang prokes. Semoga Anggota DPRD yang mengkritik saya itu mendapat undangan pula,”tutupnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPRD Sumbar Nofrizon menilai, gubernur dan wakil gubernur harus lebih serius menangani pandemi Covid-19. “Ini yang kita sayangkan. Kita sudah masuk lima provinsi yang diberi rapor merah oleh Presiden, tapi gubernur dan wakilnya masih saja sibuk acara seremonial,” kata Nofrizon kepada Kompas.com, Minggu (8/8/2021).
Nofrizon mencontohkan, sehari setelah pernyataan Presiden Jokowi, Gubernur Sumbar Mahyeldi menghadiri peletakan batu pertama kantor wali nagari dan peresmian rumah tahfiz pada Minggu (8/8/2021).
Sedangkan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy meninjau budi daya ikan dan menghadiri Festival Bahari Rabab Pasisie.
“Ini contoh saja. Sebelum-sebelum ini juga banyak jadwal gubernur dan wakil gubernur yang hanya untuk menghadiri acara seremoni,” kata anggota Fraksi Demokrat itu.
Sedangkan untuk acara penanganan Covid-19, kata Nofrizon, sangat minim. Padahal, katanya dengan kondisi kasus Covid-19 di Sumbar yang melonjak tajam dan angka kematian tinggi, harusnya gubernur dan wakil gubernur bisa mengambil langkah antisipasi cepat.
“Lihatlah Pak Presiden yang begitu perhatian dan menelepon langsung gubernur. Harusnya tindakan Presiden itu juga ditindaklanjuti gubernur dengan mengkoordinasi bupati dan wali kota dalam penanganan Covid-19,” kata Nofrizon. (yose)