BATUSANGKAR – 16 nagari di Tanah Datar ditetapkan sebagai nagari/desa wisata oleh Pemkab setempat.
Untuk ini, sebanyak 50 orang pegiat destinasi tersebut menerima pembekalan dari Pemkab.
Bupati Tanah Datar Eka Putra saat membuka kegiatan bertajuk pelatihan pengembangan desa wsata, Kamis (26/8) di Emersia Hotel Batusangkar meminta setelah menerima pembekalan tersebut akan mampu meningkatkan inovasi, adaptasi dan kolaborasi dalan mengerakan destinasi wisata di nagarinya.
“Sektor pariwisata meripakan program unggulan yang harus diperhatikan dan dibenahi dari pengelola dan sarananya,” kata Bupati saat itu didampingi Kadis Parpora Abdul Hakim dan Kadis PMDPPKB Nofenril
Dikatakan, sektor ini akan manjadi pengerak ekonomi masyarakat. Seperti melalui adanya satu nagari, satu iven.
Untuk itu, tiap nagari memiliki ini unggulan yang akan dilaksanakan pada 2022 mendatang.
“Namun, akibat belum selesainya pandemi Covid-19 sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang paling terpukul. Seperti saat pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan dan pembatasan event untuk mencegah penyebaran dan penularan menyebabkan terjadinya penurunan kunjungan wisatawan secara dratis,” tandasnya.
Buoati mengajak semua harus segera berbenah dan beradaptasi dengan menyelenggarakan pariwisata sesuai dengan kondisi saat ini. Memberikan kepastian keamanan dan kesehatan kepada wisatawan, berbagai upaya percepatan pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat dan mengembangkan potensi lokal, salah satunya adalah pengembangan nagari wisata.
Katanya, dalam rangka percepatan pengembangan nagaru wisata dan recovery ekonomi, Pemkab menetapkan 16 desa wisata tersebar di 14 kecamatan.
Seperti, Nagari Sumpur yang terpilih sebagai 50 desa wisata terbaik akan dinilai secara langsung oleh tim dari Kementerian Parekaraf.
“Semua harus mendukung, karena ini merupakan awal kebangkitan pariwisata nagari di Tanah Datar,” harapnya.
Sementara, Kadis Parpora Abdul Hakim mengatakab kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi pengelola desa wisata, dianatranya wali nagari, Pokdarwis, penggiat lariwisata dan komunitas Masata. (ydi)