Hendri Nova
Wartawan topsatu.com
Bicara konektivitas angkutan laut di Indonesia, memang tidak semudah teori. Kalau dalam teori terkesan seolah-olah semudah membalik telapak tangan. Namun lihat pada prakteknya, sudah 76 tahun Indonesia merdeka, konektivitas angkatan laut masih butuh perjuangan panjang.
Tentu bukan tanpa alasan, sehingga konektivitas angkutan laut di Indonesia masih butuh kesungguhan untuk mewujudkannya. Luasnya daerah Indonesia yang dipisahkan oleh laut, membutuhkan dana dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup, untuk mewujudkan konektivitas angkutan laut di Indonesia.
Jika salah satunya timpang, maka konektivitas angkutan laut di Indonesia tidak akan terwujud. Namun jika tumbuh dan maju beriringan, maka mimpi tersebut akan menjadi nyata.
Diketahui total ada 636 pelabuhan di Indonesia, terdiri dari 28 pelabuhan utama, 164 pelabuhan pengumpul, 166 pelabuhan pengumpan regional dan 278 pelabuhan pengumpan lokal. Lalu, terdapat 1.321 rencana lokasi pelabuhan dengan 55 terminal yang merupakan bagian dari pelabuhan umum (merdeka.com).
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, R. Agus H. Purnomo, 90 persen angkutan kargo diangkut melalui transportasi laut, di mana 40 persennya berlayar melewati wilayah Indonesia.
Sesuai dengan isu strategis transportasi laut tahun 2020-2024, Kemenhub akan fokus menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung konektivitas, kemudian melakukan integrasi dan pemerataan, sehingga seluruh wilayah Indonesia bisa menikmati aksesibilitas melalui jalur laut. Dengan demikian, pihaknya menyiapkan langkah-langkah dalam membangun konektivitas laut yang kompetitif dan terintegrasi.
Agus menyatakan pihaknya tengah mendorong konektivitas antara pelabuhan dengan jaringan industri. Pelabuhan-pelabuhan akan diupgrade menjadi lebih besar sehingga bisa disandarkan kapal kargo yang ukurannya juga besar.
Pihaknya juga akan mendorong bangkitnya pariwisata melalui pembangunan pelabuhan untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Mandalika yang didukung Pelabuhan Gili Mas, lalu di KEK Galang Batang, Bitung dan lainnya.
Lalu dari program tol laut, terdapat 26 rute yang dapat dimanfaatkan masyarakat khususnya di wilayah Timur Indonesia hingga saat ini. Agus juga mendorong agar para wirausahawan memanfaatkan tol laut supaya bisnis mereka tumbuh, lapangan kerja tercipta dan ekonomi bangkit di tengah pandemi.
Selain itu juga ada program 110 trayek perintis untuk mengangkut penumpang, jadi bagaimana penumpang di pulau-pulau yang tidak ada angkutan laut bisa bepergian. Kapal ini juga bisa mengangkut barang dengan jumlah terbatas, secukupnya untuk kebutuhan daerah tertentu.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan 40 reefer container untuk mendukung nelayan-nelayan kecil agar bisa menjual ikan dengan harga pantas.