PAYAKUMBUH-Dalam rangka melestarikan seni kerajinan sulaman dan rajutan Rendo Bangku khas Minangkabau, Pemko Payakumbuh melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian setempat, selenggarakan workshop dan diversifikasi.
Kegiatan dalam upaya pemberdayaan sumber daya manusia itu, Pemko memberikan pelatihan dan penguatan tentang rajutan rendo bangku kepada 10 pelaku IKM kerajinan dan rajutan yang ada di kota itu selama satu minggu.
Sekretaris Disnakerin Andiko Jumarel, didampingi Kasi Industri Sandang dan Kerajinan Hayatil Mardhiyah, kepada wartawan, Kamis (16/9), mengatakan, instruktur kegiatan itu adalah Rita Anggraini.
Menurutnya, kegiatan ini terselenggara dalam rangka pelestarian seni khas Minangkabau serta pengembangan ilmu dan skill dari para pengrajin rajutan. Dalam hal pelestarian seni rajutan khas rendo bangku ini, Tenun Balai Panjang sudah terlebih dahulu mendapatkan pelatihan.
“Tenun Balai Panjang Payakumbuh sudah mempunyai 7 orang pengrajin yang memiliki kemampuan merajut rendo bangku dan sudah berproduksi secara mandiri. Dan dalam rangka memajukan dan melestarikan keahlian ini, perlu dikembangkan ke seluruh pengrajin rajutan yang ada di Payakumbuh,” ujarnya.
Dikatakan, saat ini seni kerajinan rajutan rendo bangku ini sudah mulai memudar dan hampir habis peminatnya di Kota Payakumbuh. Maka oleh sebab itu pelatihan-pelatihan memang perlu diselenggarakan, agar seni kerajinan ini tidak punah dan hilang digerus zaman sebab kehilangan tongkat estafet yang akan meneruskannya.
“Ini salah satu tradisi dan peninggalan dari nenek moyang kita dalam hal seni kerajinan dan perlu kita lestarikan secara bersama. Apalagi kalau dilihat dari jumlah peminatnya saat ini, sangatlah sedikit sekali. Untuk itu, kami perlu melakukan inovasi dan terobosan untuk menjaga dan melestarikan seni kerajinan dan rajutan ini agar tidak hilang digerus zaman. Untuk itu, kita berharap kedepannya semua pengrajin rajutan di Kota Payakumbuh memiliki kemampuan yang sama dengan Tenun Balai Panjang, khususnya dalam hal rajutan rendo,” katanya.
Sementara itu, salah seorang perwakilan dari peserta Efrianti, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemko Payakumbuh melalui Disnakerin yang telah memberikan mereka kesempatan mengikuti pelatihan dan workshop rajutan rendo bangku secara gratis. “Selama ini kita hanyalah sebagai konsumen dari para pengrajin luar. Namun dengan inovasi dan terobosan dari Pemko Payakumbuh ini, sebentar lagi semoga kita bisa jadi pengrajin rajutan rendo bangku yang mandiri dan berdaya saing,” ucapnya. 207