PADANG – Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatera Barat (Sumbar) melakukan aksi unjuk rasa (demo) ke DPRD Sumbar, Kamis sore, (30/9).
Demo tentang ‘penyelamatan’ KPK yang dilaksanakan BEM se-Sumbar tersebut merupakan aksi serentak yang juga dilakukan BEM di provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Pada saat demo tersebut BEM Sumbar menyampaikan ucapan turut berduka atas matinya KPK. Mereka juga menuntut pertanggungjawaban dari presiden, DPR RI dan MK terkait matinya KPK.
Mereka meminta keseriusan Presiden, DPR dan MK terkait usaha pencegahan dan penindakan tindak korupsi di Indonesia.
BEM Sumbar juga menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi penegakan hukum di Indonesia yang mereka nilai makin tidak karuan dan sudah keluar dari alun yang seharusnya.
Hal ini dibuktikan dengan pengesahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 yang terkesan tergesa-gesa dengan kecacatan baik formil maupun materil.
Selain itu, BEM Sumbar mendesak Ketua KPK untuk mencabut SK 1327 Tahun 2021 atas pemecatan sebanyak 57 pegawai KPK.
Mereka juga menolak segala bentuk peralihan status 57 pegawai KPK tersebut menjadi ASN di instansi lain selain KPK, termasuk itu peralihan menjadi ASN polri.
Mereka juga menuntut Ketua KPK, Firli Bahuri untuk mundur dari jabatan karena telah gagal menjaga integritas dan marwah KPK dalam pemberantasan korupsi.
Terakhir, BEM Sumbar menuntut KPK agar menjaga marwah dan semangat dalam memberantas korupsi serta segera menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan seperti kasus KTP elektronik, ekspor benih lobster dan bansos dan beberapa kasus lainnya.
Puluhan pendemo tersebut diterima Wakil Ketua DPRD Sumbar, Suwirpen Suib.
Pada pendemo Suwirpen mengatakan DPRD Sumbar berkewajiban menerima semua aspirasi yang disampaikan masyarakat, termasuk pula mahasiswa.