DHARMASRAYA – Berpuluh tahun, puluhan keluarga di Nagari Sungai Labu, Kecamatan IX Koto, Dharmasraya hidup melarat. Tak ada listrik, sinyal ponsel juga sulit. Hingga November 2018, kemerdekaan tak sampai ke nagari tersuruk itu.
Beribu harapan yang dipanjatkan masyarakat Sungai Labu, seringkali terbentur sulitnya birokrasi. Keinginan agar listrik sampai ke negeri tersebut, masih sekadar harap. Rezim silih berganti, namun hidup dan derita masyarakat Sungai Labu tetap saja demikian. Tak hanya kampung mereka saja yang tersuruk, kesejahteraan juga demikian. Namun, semangat yang mereka miliki tak pernah padam.
Walau hidup sulit, dan kegelapan, masyarakat Sungai Labu tak pernah memadamkan harapannya. Doa-doa tetap dipanjatkan, sembari menanti ada pemimpin yang datang dan merenggut derita yang mereka rasakan. “Kami tak pernah memadamkan harapan. Malah terus kami pupuk,” tutur Datuak Bandaro Kuning, tokoh masyarakat Sungai Labu.
Datuak Bandaro Kuniang bercerita, pengajuan untuk aliran listrik ini sudah dilakukan sejak tahun 2008. Sebelum akhirnya listrik desa ini diresmikan, masyarakat setempat selama ini memanfaatkan genset untuk penerangan, yang merupakan bantuan dari PT. BRM sejak tahun 2014.
“Dengan bantuan genset itu, kami harus membayar Rp200 ribu per keluarga per bulan, untuk bahan bakarnya. Biaya yang tidak sedikit menurut kami. Itupun, penerangan hanya bisa kami nikmati 4 jam sehari, mulai dari pukul 18.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB,” ungkapnya.
Bertahun-tahun membayar mahal untuk bisa terang, akhirnya doa yang dipanjatkan masyarakat Sungai Labu dijabah Yang Kuasa. Adalah Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Bupati Dharmasraya yang mendengar nyanyian pilu dari Sungai Labu. Dengan akses yang dimilikinya, Sutan Riska melobi pemerintah pusat. Menyambangi PLN agar mau membuka akses listrik ke Sungai Labu. Agar masyarakat bisa menikmati terang, dan benar-benar merasa hidup di negeri yang merdeka. Bahkan, penderitaan masyarakat Sungai Labu disampaikannya ke Presiden Jokowi.
Ketika disampaikan, menurut Sutan Riska, Presiden Jokowi langsung mengintruksikan jajarannya untuk membuka akses kelistrikan ke Sungai Labu. “Berkat intruksi Presiden Jokowi, akses dibuka ke Sungai Labu. Listrik masuk. Harapan masyarakat agar negerinya terang akhirnya terwujud. Kini Sungai Labu tak lagi kelam. Masyarakat bisa menikmati listrik 24 jam,” tutur Sutan Riska.
Dijelaskannya, pemasangan infrastruktur kelistrikan ke Sungai Labu merupakan wujud komitmen Presiden Jokowi untuk meratakan pembangunan di seluruh Indonesia. “Sungai Labu, nagari pelosok itu diperhatikan Presiden Jokowi. Perhatian tersebut merupakan wujud komitmen kepala negara agar kemakmuran dan kesejahteraan benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Presiden menitipkan salam untuk masyarakat Sungai Labu. Salam terang,” katanya. (rel)