PADANG PARIAMAN – Budaya digital merupakan kemampuan individu dalam membaca menguraikan, membiasakan memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan.
Hal itu disampaikan Wahyu Soeparno Putro yang merupakan Public Figure di Indonesia saat menjadi pemateri dalam lanjutan Webinar Literasi Digital 2021 yang di gelar di Kabupaten Padang Pariaman pada Kamis 23 September 2021 pukul 09.00 WIB sampai selesai.
Tak hanya itu, Wahyu juga mengingatkan dan memberi pemahaman kepada para peserta webinar agar Bijak Bermedia Digital tersebut.
“Indonesia terdiri dari 16 ribu pulau, 1340 suku bangsa, maka dari itu mari perbaiki budaya digital yang positif bersama. Indikator pertama dari kecakapan dalam budaya digital adalah bagaimana kita tahu kalau menjadi warga negara digital, perilaku yang belum baik Hoax, fake news cyber bullying, ujaran kebencian,” kataya.
Lebihlanjut, Wahyu mengatakan bahwa cakap digital bukan hanya cakap menggunakan gadget atau aplikasi melainkan juga bertanggung jawab, saring sebelum sharing dikarenakan masyarakat mempunyai literasi yang rendah tapi emosional yang tinggi.
“Konten yang baik belum tentu benar tidak semua konten yang benar pantas disebar. Konten yg benar belum tentu bermanfaat, kreatif, menunjukan budaya, adat dan bahasa setempat, menunjukan kerajinan setempat, menunjukan bisnis dan aktifitas yang baik,” jelasnya.
Selain itu, Dionysius Sentausa yang merupakan Web and Mobile Developer dalam materinya memaparkan tentang phising.
“Phising adalah kegiatan berbahaya dimana pelaku memancing korban untuk korban memberikan data dan menaruh malware atau virus ke korban, email phising, spear phising menargetkan lebih spesifik, whaling atau ceo fraud. Lebih spesifik korban punya tangkapan yang besar, pop up phising muncul saat nge browsing, smising phising dalam bentuk SMS, vishing merupakan phising dalam bentuk voice, https phising biasanya menggunakan singkatan, tipsnya selalu periksa sumber pengirim, selalu periksa halaman url website, pastikan websitenya menggunakan https, gunakan save password, nyalakan pop up blocker, jangan klik sembarang link, jangan download sembarangan file,” katanya.
Di webinar yang sama, Elwadri Praga Rahadian Yamin, S.Pd seorang Pengamat Pendidikan Sosial menjelaskan adapun bahaya pornografi bagi perkembangan otak anak, sumber pornografi, HP, internet, iklan di aplikasi.
“Bahaya bagi anak, sulit untuk konsetrasi, sulit mengontrol emosi, terganggunya fungsi otak, mudah marah dan penyendiri. Solusinya, memberi perhatian, dampingi akses internet, pemahaman internet sehat, kenali teman lingkungannya, tempat kan komputer diruang keluarga,” jelasnya.
Terakhir, sebagai Key Opinion Leader Mei Hanum Sahef, S.P.d yang merupakan seorang Influencer membagikan pengalamannya bijak bermedia digital sangatlah diperlukan di era digital saat ini karena banyaknya hal negatif yang bisa di temukan oleh bijak menggunakan media sosial, positif, kreatif, dan aman di Internet.
Sebelumnya, dalam pembukaan webinar yang digagas Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika itu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital.