PASBAR-Nanda (18), Warga Jalan Sakato, Nagari Lingkung Aua, Kecamatan Pasaman, Pasaman Barat ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Rabu (20/3) sekitar pukul 16. 00 WIB.
“Dugaan sementara, motif dari kejadian korban mengakhiri hidupnya, karena masalaah asmara,” ujar Kanit Reskrim Polsek Pasaman, Ipda Yos VD kepada wartawan kemarin.
Dia katakan, mendapat kabar tersebut pihak Polsek Pasaman langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan evakuasi. Kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Ibnu Sina gunakan dilakukan visum.
“Untuk dilakukan otopsi lebih lanjut tidak diperbolehkan pihak keluarga. Serta telah menyatakan kejadian itu musibah menimpa keluarga mereka, ” ujarnya.
Dijelaskan Kanit Reskrim, dari pengakuan dokter yang diterima, ditubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bukti kekerasan. Begitu juga tadi saat olah TKP di lokasi, kita tidak melihat ada tanda-tanda mencurigakan,” tuturnya.
Ayah korban, Ayan mengatakan dirinya menemukan anaknya sudah dalam keadaan gantung diri dibagian kamar belakang rumah mereka di Gang Sakato yang sudah lama ditinggal
“Rumah tempat korban gantung diri, sudah 3 bulan tidak dihuni, kami sudah 3 bulan tidak disini, kami tinggal di Batang Lingkin,” kata Ayan.
Dia menceritakan, awalnya dia bersama istrinya usai menjemput gas untuk dijual sekitar pukul 15.30 Wib. Namun karena firasat lain, dirinya ingin singgah dirumah yang sudah 3 bulan ditinggalkannya itu. Padahal dia menyadari kunci rumah tersebut tidak ada sama mereka, tapi ada pada korban.
Lalu sampai dirumah itu, tanpa sengaja ibu korban melihat dari luar kaca rumah, ada motor korban. Mereka lalu berupaya mencari korban. Tanpa sengaja tampak ada sosok orang memakai celana loreng didalam kamar bagian belakang rumah itu, seperti orang dalam keadaan tergantung.
“Sontak kami kaget, karena istri saya mengetahui anaknya tadi memakai celana berwarna loreng. Seketika kami berupaya mendobrak pintu rumah itu. Lalu kami temukan korban sudah tidak bernyawa. Sebelumnya saya sudah berfirasat lain terhadap anak saya. Dia sering saya lihat bermenung, tapi saya anggap itu biasa dan tidak menyadari ini akan terjadi,” tuturnya dengan nada sedih. (dika)
2 Lampiran