PADANG – Program Kampus Merdeka adalah salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
“Kampus Merdeka bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman dan kompetensi yang memang akan terhubung dengan kebutuhan dunia kerja dan dinamika era revolusi industri 4.0,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof Nizam pada webinar Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch III yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Senin (1/11).
Dia mengatakan tantangan bagi kita secara nasional saat ini meliputi demokratisasi dan transformasi sosial, kesenjangan, kemiskinan, pemenuhan kesehatan, capaian pendidikan; kebutuhan dasar (pangan, sandang, pangan, kesehatan, pendidikan, keamanan); ketergantungan impor (industri basis lisensi asing, impor bahan baku industri, impor obat & alkes, impor bahan pangan).
“Perguruan tinggi bisa menjadi sarana untuk daya saing bangsa melalui tridharma perguruan tinggi. Peran penting pendidikan tinggi meliputi engine of sustained growth, penyiapan creative & competitive human capital, dan tulang punggung inovasi (innovation-driven economy),”jelas Nizam.
Lebih lanjut Nizam menyampaikan, untuk menyiapkan SDM unggul saat ini kita sedang memasuki dampak revolusi industri 4.0 yang merupakan peluang penciptaan lapangan kerja baru di Indonesia, tantangannya adalah penyiapan skill dan kompetensi baru, jangan sampai ada mata rantai yang putus antara kompetensi yang diajarkan dengan kemajuan dan perubahan kebutuhan dunia profesi.
“Banyak jalan mencapai kompetensi unggul, setiap mahasiswa memiliki potensi, cita-cita, aspirasi, passion yang berbeda satu dengan lainnya, dan kemerdekaan untuk memilih jalan terbaik mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel (pendidikan yang memerdekakan dan memberdayakan),” katanya.
Untuk menghadapi itu, diperlukan penciptaan SDM unggul melalui kampus merdeka yang saat ini meliputi 9 kegiatan yakni pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, bela negara/komponen cadangan, membangun desa, studi/proyek mandiri, kewirausahaan mahasiswa, dan proyek kemanusiaan.
“Di kampus merdeka setiap mahasiswa berkesempatan mengambil 1 semester (20 sks) untuk mengambil mata kuliah di prodi lain serta 2 semester (40 sks) terbuka untuk berada diluar kampus, dengan tujuan menghasilkan mahasiswa menguasai hardskill, soft skills, life skills, network, experience serta portofolio. Jika berjalan dengan baik maka kita mendapat outcome untuk menjadi profesional, entrepreneur, sociopreneur, saintis, birokrat dan politisi. Sehingga berdampak bagi kemajuan negara dengan meningkatnya SDM yang unggul,” pungkasnya. (benk)