MEMANFAATKAN tumbuhan jahe yang diambil langsung dari kaki Gunung Singgalang, Jamu Bundo Kanduang memulai berproduksi sejak tahun 2018.
Berlokasi di Silaing Atas, Kecamatan Padang Panjang Barat, persisnya di Simpang Padang, dekat Katupek Pitalah, Jamu Bundo Kanduang merupakan usaha keluarga yang dirintis pasangan suami istri (pasutri), Boyke (32) dan Yozi Zulfasari (28).
Pasutri ini membuat inovasi jahe merah kampung menjadi produk minuman dalam bentuk kemasan botol dan bubuk. Sebagai pelopor inovatif, produk ini bertujuan meningkatkan produktivitas pada sektor pertanian setempat.
Usaha ini mereka mulai dengan belajar secara otodidak yang produknya dibuat secara manual. Yozi Zulfasari yang berlatar belakang lulusan sarjana ekonomi berusaha mengembangkan usahanya didampingi suami dengan mengikuti pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Kini usahanya telah berhasil membuka lowongan pekerjaan dengan merekrut lima karyawan.
Khasiat Jamu Bundo Kanduang dapat menghangatkan tubuh. Cocok dengan cuaca Padang Panjang yang dingin. Jahe dan kunyit asam bisa dicampur teh, susu dan kopi.
Minuman herbal tradisional ini, erat kaitannya dengan kesehatan, dapat menjaga metabolisme tubuh. Sehingga saat pandemi Covid-19, penjualannya melonjak lantaran khasiat yang ada pada bahan baku kunyit asam dan jahenya.
Dengan harga yang sesuai dengan khasiatnya, produk Jamu Bundo Kanduang dibanderol dengan harga terjangkau. Mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000. Strategi pemasarannya, penjualan secara online melalui WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
“Sedangkan secara offline, jamu didistribusikan ke warung atau minimarket. Dititip pagi hari dan diambil siangnya untuk mempertahankan kesegaran. Jamu botol dapat bertahan selama satu minggu,” jelas Viona Nurul Adha (25), salah satu tim pemasaran Jamu Bundo Kanduang.
Kini, cakupan pasar Jamu Bundo Kanduang mulai meluas. Distribusi penjualan telah mencapai Bukittinggi, Padang bahkan mancanegara seperti China dan Singapura.
“Insyaa Allah target pasar akan diperluas sampai ke Jepang. Sehingga orang kenal dengan jamu buatan Padang Panjang. Minuman tradisional bisa mendunia,” kata Viona.
Ia mengakui, event pameran UMKM lokal yang diadakan Pemko Padang Panjang, ikut serta berperan memberi dukungan kepada Jamu Bundo Kanduang dalam merintis usaha selama tiga tahun ini. Rabu (8/12), Jamu Bundo Kanduang juga diikutkan berpameran di ajang Penganugerahan SNI Pasar Rakyat Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota.
Selain diikutsertakan dalam event, kemasan Jamu Bundo Kanduang juga difasilitasi Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) awal tahun 2021, pada pelatihan kewirausahaan program Rumah Wirausaha.
“Dalam pelatihan tersebut, usaha kami menjadi peserta terbaik satu. Insyaa Allah, 9 Desember ini, kami akan mengikuti pameran usaha binaan Bank Indonesia,” ungkapnya. (aini/abel)