LUBUK SIKAPING – Berulang kali, koordinasi penanggulangan stunting atau keterlambatan pertumbuhan Balita sudah dilakukan Pemkab Pasaman. Pada umumnya bersama pemerintah pusat dan provinsi.
Kini giliran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pasaman (Bappeda) turun tangan. Menyasar ke tengah masyarakat atas kasus stunting yang menjadi momok menakutkan di Pasaman saat ini.
Dimulai dari pelaksanaan rapat koordinasi bersama instansi terkait. Membahas penanggulangan kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Pasaman. “Kita yakin, kemiskinan adalah kendala utama terjadi stunting. Makanya kita habisi dulu kemiskinan ini. Bagaimana caranya, itu yang kita fokuskan dalam rapat koordinasi ini,” kata Bupati Pasaman Yusuf Lubis didampingi wakilnya, Atos Pratama usai koordinasi, Kamis (25/4).
Diakui Bupati Yusuf, perihal himbauan dan segala macamnya untuk pencegahan stunting telah dilakukan. Meski begitu, tidak langsung berdampak progresnya.
“Kini kita ubah pola pikir untuk sebentar. Kita atasi kemiskinan ini dulu, melalui program yang dipusatkan bersama OPD yang terkait. Itu jalan satu-satunya. Analisa kita, Balita stunting kuat kaitannya dengan kekurangan gizi. Ini berhubungan langsung dengan asupan si anak. Bagaimana asupan akan lengkap, sementara ekonomi keluarganya kocar-kacir. Itulah makanya kita juga fokuskan penanganan kemiskinan sembari penekanan kasus stunting di Pasaman,” tegas Bupati Yusuf.
Di sisi lain, menurut Badan Kesehatan Dunia (BKD), Indonesia menempati urutan ke lima tentang masalah stunting. Sementara Pasaman menjadi salah satu daerah cukup banyak kasus stunting. Dimana Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman mencatat, angka Balita yang mengalami stunting di daerah itu mencapai lebih kurang 1.253 anak. (yolan)