LUBUKBASUNG – Sejumlah petani ikan keramba jaring apung (KJA) Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat melakukan panen ikan secara dini dalam mengantisipasi kerugian setelah ikan itu mati akibat oksigen berkurang di danau vulkanik tersebut.
Salah seorang petani di Nagari Koto Gadang Anam Koto, Nami di Lubukbasung, Selasa, mengatakan petani memanen ikan secara dini agar tidak mati, karena kondisi air atau oksigen di danau berkurang.
“Seharusnya panen ikan ini beberapa minggu ke depan, dengan kondisi danau seperti ini, terpaksa dipanen agar kami tidak mengalami kerugian cukup besar setelah ikan mati secara massal,” katanya.
Untuk bibit ikan yang baru ditebar, tambahnya, hanya dibiarkan di dalam keramba jaring apung dan tidak mungkin dipanen.
Dengan kondisi itu, total ikan miliknya yang mati sekitar dua ton dengan kerugian sekitar Rp30 juta.
“Total keramba yang saya miliki 16 petak dan ikan ini panen selama tiga bulan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam Rosva Deswira menambahkan pihaknya telah mengimbau petani untuk melakukan panen ikan agar tidak merugi.
Selain itu, mengumpulkan bangkai ikan dan tidak membuang di danau, sehingga tidak terjadi pencemaran.
“Kita telah mengingatkan warga agar memanen ikan segera dan tidak membuang bangkai ikan di danau,” kata dia.
Ia menambahkan kematian ikan secara massal itu setelah curah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu.
Akibat, terjadi pembalikan masa air, sehingga berkurangnya oksigen di danau vulkanik tersebut.
Setelah itu ikan mengalami pusing. Beberapa jam setelah itu, ikan menjadi mati dan mengapung ke permukaan.
“Kematian ikan ini tersebar di empat nagari dengan jumlah sekitar ratusan ton,” ujarnya.(ant/mat)