SIMPANG AMPEK – Sekitar 3 ton ikan larangan Lubuak Landua mati. Diduga hal ini akibat air sungai yang keruh dan berlumpur sejak terjadi gempa Jumat lalu. Ikan larangan Lubuak Landua merupakan lokasi objek wisata religi di Pasaman Barat, tepatnya di Nagari Aua Kuniang.
Pantauan media ini di lokasi, ikan jenis garing itu ada yang berukuran lebih dari 1 meter panjangnya. Semua dikubur tidak jauh dari lokasi. Sementara yang masih hidup, dipindahkan ke anak sungai yang berada disamping surau Lubuak Landua dan ke bak penampungan yang disediakan Dinas Kelautan dan Perikanan Pasbar.
“Semua ikan yang mati dikubur, tidak boleh ada yang memakannya,” kata salah seorang kerabat Buya Lubuk Landur.
Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi juga telah tiba di lokasi Lubuak Landua. Dia meminta, ikan yang masih hidup segera diselamatkan. Dia juga meminta instansi terkait untuk mencarikan solusi terhadap kejadian yang terjadi.
“Ikan Lubuak Landua ini adalah ikon wisata religi Pasaman Barat. Harus kita selamatkan dan segera carikan solusi agar ikan yang masih hidup aman,” kata Bupati.
Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat, Zulfi mengatakan matinya ikan-ikan tersebut disebabkan banyaknya lumpur bekas longsoran yang mengalir di sungai, sehingga insang ikan menjadi terganggu.
“Terlalu banyak lumpur, sehingga insang ikan terganggu. Data sementara ada sekitar tiga ton ikan jenis garing mati,” katanya.
Sementara yang masih hidup dia sampaikan pihaknya melakukan pemindahan ikan ke anak sungai yang mengalir dekat Surau Lubuk Landur itu.
“Tim kami telah turun mengukur kualitas air untuk penampungan ikan yang masih hidup dan kualitas airnya cukup bagus,” sebutnya.
Sementara itu kualitas air Sungai Batang Lubuk Landur kualitas airnya masih normal tetapi hanya masih keruh karena lumpur. “Kita berharap ikan yang masih ada di sungai bisa bertahan,” harapnya. (Dika)