SOLOK – Meski di beberapa daerah peternak ayam menjerit karena murahnya harga jual hingga ada yang terancam bangkrut. Di Kota Solok malah harga ayam dikeluhkan pedagang dan konsumen karena harga masih tinggi pasca Idul Fitri.
Purwanto salahsatu yang pedagang pentol kepada singgalang menyebutkan harga ayam potong dipasaran belum begitu turun pasca hari raya idul fitri.
” Turun dikit. Tapi masih mahal,” ujar warga kampung Jawa tersebut. Dikatakannya, untuk kebutuhan dagangannya sehari belanja 2 sampai 3 ekor ayam.
Satu ekornya dengan berat kurang dari 2 kg dibelinya dengan harga 50 ribu dari langanannya di pasar. Kalau harga normal satu ekor ayam per ekor dengan berat yang sama bisa didapatnya dengan harga Rp45 ribu. Setidaknya ongkos produksi ketika harga ayam normal dia merasa terbantu.
Sementara itu, Andrean pedagang ayam di Pasar Raya Solok mengaku belum normalnya harga ayam di tingkat peternak sejak lebaran lalu.
Untuk seekor ayam dibelinya kepeternak dengan harga per kilo Rp23.700 . Harga tersebut belum harga normal.
Sebutnya lagi, harga ayam yang mahal dari peternak, tidak hanya membuat konsumen menderita, pedagang pun ikut susah.
“Kalau ayam mahal kami pedagang juga kesulitan. Apalagi konsumen yang sudaj menjadi langanan lama. Kadang terpaksa ambil untung dari upah potong saja kalau dinaikan pelanggan bisanya mengeluh,” ujarnya.
Dia berharap harga secepatnya kembali normal hingga peternak tidak rugi, pedagang dan konsumen sama-sama senang. (oky)