JAKARTA – Kegaduhan terkait munculnya penjualan masakan Padang online berbahan babi turut dikecam Jose Rizal.
Saat dihubungi pada Jumat, (10/6/2022), Sosiolog IPDN asal Sumatera Barat ini mengungkapkan pentingnya menghargai nilai-nilai kultural setiap bangsa, “Masakan Padang itu salah satu produk budaya Minangkabau.
Falsafah adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, itu tercermin dalam penyajian kuliner Minang, selain produk budaya terkenal lainnya seperti rumah gadang, pakaian, tari-tarian, acara pernikahan, petatah-petitih, maupun upacara tradisi yang tidak boleh bertentangan pada Kibullah atau Al-Quran.”
Proses memasak makanan Padang mulai dari pemilihan bumbu, bahan, dan cara mengolahnya pun harus sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, “Makanya kalau bertemu rumah makan Padang, kaum muslim tak perlu ragu lagi untuk masuk menyantap aneka ragam hidangan.
Karena dari dulu orang sudah tahu, kalau makanan Padang itu halal, baik dari prosesnya hingga bahannya.”
“Jadi, masakan Padang tidak bisa disamakan dengan jenis masakan lain yang dapat dimodifikasi atau dipadukan dengan daging babi atau anjing. Masakan Padang sudah menjadi identitas orang Minang, tak bisa dipisahkan. Ia melekat pada kultur Minang, diajarkan turun menurun. Ada kisah dan sejarah dalam tiap jenis lauknya, dan ia merupakan bagian dalam setiap ritual adat Minangkabau,” ujar penulis buku Koki Otonomi ini.
Jose Rizal berharap bahwa pelaku bisnis kuliner dapat memahami filosofi di balik masakan Padang tersebut.
“Jangan hanya karena semata-mata mengejar keuntungan tapi ujung-ujungnya mencederai kebudayaan sebuah bangsa. Ini harus kita jaga bersama. Nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh nenek moyang bangsa ini. Lagi pula saya dengar orang Padang selama ini tak pernah melarang suku manapun untuk berjualan nasi Padang, silakan saja. Tapi kalau ingin memasak yang berbahan babi atau anjing, ya tak perlu bawa-bawa nama masakan Padang atau simbol-simbol yang beraroma Minangkabau.” (Soesilo)