SIJUNJUNG – Program Studi Teknik Kimia Universitas Bung Hatta mengadakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Sumatera Barat, yakni di Kabupaten Sijunjung. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu (11/6) lalu.
Kegiatan ini terlaksana berkat bekerja sama dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumatera Barat dalam rangka sosialisasi dan pengambilan sampel batu gamping dan dolomit serta tindak lanjut rencana pendirian pabrik berbasis batu gamping dan dolomit di wilayah Sijunjung, Senin (13/06).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas ESDM Sumatera Barat, Ir. Herry Martynus, M.M., beserta tim, Niniak Mamak Tanjung Lalo Sijunjung, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Eng Reni Desmiarti, S.T., M.T., Ketua Jurusan Jurusan Teknik Kimia, Dr.Firdaus, S.T., M.T, Sekretaris Jurusan Teknik Kimia, Amelia Amir, S.Si., M.Si., Ph.D beserta empat orang mahasiswa: Inva Salsabil, Lisa Aprilia, Muhammad Yusrizal, dan Nafisa Rafikati Nasution. Selain itu, juga dihadiri oleh Investor pendirian pabrik tambang, yaitu Lucky dan Chong sebagai tenaga ahli desain pabrik.
Herry Martinus menyatakan bahwa Sijunjung merupakan satu dari banyak wilayah di Sumatera Barat yang memiliki deposit dolomit dan batu gamping (batu kapur) yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya perusahaan yang telah mengolah dolomit dan batu gamping menjadi produk berdaya guna serta lokasi yang strategis dalam pengambilan bahan baku.
Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi dolomit dan batu kapur yang sangat tinggi yang tersebar di beberapa kabupaten. Keberadaannya tersebut, antara lain di Lima Puluh Kota, Agam, Pasaman, Tanah Datar, Solok dan Sijunjung.
“Dari penelitian yang telah dilakukan, Sijunjung memiliki kualitas dolomit dan batu kapur yang mumpuni,”ungkapnya.
Beliau menambahkan, pemanfaatan dolomit dan batu kapur diharapkan semakin digalakkan agar adanya variasi lanjutan produk yang telah ada. Kolaborasi antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan Perguruan Tinggi (PT) lebih ditingkatkan dalam mendukung Pogram Unggulan Gubernur dalam menciptakan pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Saat ini, pemanfaatan batu kapur di Sijunjung masih sampai pada pengolahan menjadi batu split yang digunakan untuk jalan, sedangkan dolomit dihaluskan sampai meshtertentu untuk pupuk dolomit. Sampai saat ini, belum ada produk olahan atau turunan dari proses dasar tersebut. Potensi dari kekayaan alam mineral ini hendaknya mampu dimanfaatkan secara maksimal sehingga mendukung Program Unggulan Gubernur dalam menciptakan pengusaha Usaha Kelas (UMKM),” tambahnya.
Dedi, pemilik lahan penghasil dolomit dan batu kapur, menuturkan bahwa potensi kedua mineral tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan pabrik pengolah. Keadaan ini mengakibatkan Sumber Daya Mineral tidak termanfaatkan dengan baik dan pendapatan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ia berharap agar Pemerintah Daerah maupun ESDM mampu menarik lebih banyak investor guna memaksimalkan bahan baku yang ada.
Potensi batu kapur dan dolomit di Sijunjung cukup tinggi. Namun sayangnya, saat ini, hanya diolah oleh satu pabrik, yaitu PT Galatah Lestarindo yang fokus utamanya pada penggilingan dolomit. Dikarenakan kurang variatifnya produk yang dihasilkan, menyebabkan buangan dari bahan baku kami bergantung pada pemasaran produksi pada PT tersebut.
“Harapan saya, pemerintah daerah dan ESDM mampu menarik lebih banyak investor dan mendirikan usaha sebanyak mungkin sehingga mampu menampung bahan baku yang dihasilkan di lahan kami,”ujar Dedi.
Drs. Inzuddin Abbas. M. Sc,salah seorang pihak dari ESDM Sumatera Barat mengungkapkan setiap pelaku usaha ataupun badan terkait harus memperhatikan regulasi terkait Sumber Daya Mineral. Di daerah Sijunjung, ada beberapa wilayah yang mengandung dolomit dan batu kapur tapi tergolong ke dalam cagar alam sehingga sangat sulit untuk melakukan pertambangan.