PASAMAN-Malang nian nasib dua ibu mengandung warga Pasaman ini. Gara-gara tidak ada dokter yang mau menangani, keduanya terpaksa melahirkan dalam perjalanan.
Kedua pasien tersebut yaitu Elsa. Ia melahirkan di Puskesmas terdekat di Palupuh, Agam saat perjalanan rujuk ke RS Achmat Mukhtar Bukittinggi. Kemudian pasien yang bernama Wide melahirkan di dalam ambulance di Jalan Muaro Manggung Lubuk Sikaping, saat tengah perjalanan rujuk ke Rumah Sakit Bukittingi (26/8) malam.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Sikaping, dr Yong Marzuhaili ketika dikonfirmasi Rabu (28/8/19) membenarkan kondisi tersebut.
“Saat ini ada dua Dokter Spesialis Kandungan yang bertugas di RSUD Lubuk Sikaping yaitu dr. Andi Rosa Irawan, Sp.OG dan dr. Nana Nurmila, Sp.OG. Permasalahan ini sebenarnya berawal dari adanya permintaan dari kedua dokter spesialis ini pada (19/7) lalu agar besaran Jasa Medis (JM) pasien Sectio Caesar kelas III dinaikkan dari Rp654,792 per pasien menjadi Rp800 ribu,”kata dr. Yong Marzuhaili.
Persoalan tersebut kata dr Yong Marzuhaili sebenarnya sudah dibicarakan baik di internal RSUD Lubuk Sikaping maupun ke pihak Dinas Kesehatan Pasaman.
“Untuk besaran JM inikan sudah ada pihak yang membahasnya di RSUD yaitu tim perumus jasa pelayanan. Kemudian dalam cermat kami nominal JM yang ada juga tidak terlalu rendah dibanding daerah lain. Terlepas dari tidak terpenuhinya kehendak mereka, setidaknya janganlah pasien yang jadi korban. Ini dalam catatan kami selama bulan Agustus 2019 saja, sudah 15 orang pasien kebidanan yang harus dirujuk keluar daerah karena mereka tidak mau melayaninya. Kami sendiri kewalahan mendengar keluhan masyarakat,”ungkapnya
Dari tindakan kedua dokter spesialis kebidanan tersebut kata dia, pihaknya sudah berkali-kali memberikan peringatan kepada kedua dokter tersebut.
“Pada (3/8) kemaren sudah kami layangkan surat pemanggilan I terhadap kedua dokter tersebut. Namun panggilan itu sama sekali tak diindahkan, bahkan mirisnya kelalaian penanganan pasien kebidanan terus berlanjut sampai saat ini,”katanya.
Pihak RSUD mengaku sangat menyesalkan sikap dari kedua dokter spesialis tersebut. “Bagaimana tidak, kita sudah susah-susah berbuat untuk membangun citra yang bagus tentang pelayanan di RSUD ini. Bahkan sudah kita perjuangkan hingga Akreditasi Bintang 5, tahu-tahu ini yang mereka perbuat. Padahal mereka juga Putra Daerah, setidaknya sama-sama berbuat yang terbaiklah untuk daerah ini,”tutupnya. (202)