PADANG-Kasus pasien gagal ginjal akut anak di Sumbar bertambah dua orang. Adanya penambahan kasus baru menjadikan kasus yang hingga kini belum diketahui penyebabnya naik menjadi 27 orang.
“Ya ada penambahan kasus baru dua orang. Jadi sekarang tercatat 27 kasus gagal ginjal akut di Sumbar,” terang Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dr. Lila Yanwar, kepada Singgalang, Rabu (26/10).
Dikatakannya, dua pasien baru itu dirawat di RSUP M. Djamil Padang. Dengan masuknya dua pasien baru, maka jumlah pasien yang dirawat jadi delapan orang.
Dia merinci, dari 27 kasus gagal ginjal akut anak di Sumbar, 23 pasien berasal dari Sumbar. Sisa empat pasien lainnya dari luar Sumbar.
Dari 27 kasus, 14 orang meninggal dunia, sembuh lima orang dan masih dirawat delapan orang.
“Semoga delapan pasien yang sedang mendapat perawatan bisa segera sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga,” terang Lila.
Obat Ginjal Gratis
Biaya pengobatan pasien gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) gratis. Bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan, biaya ditanggung oleh lembaga ini.
Sementara bagi pasien tidak mampu, sepenuhnya akan dibiayai pemerintah.
“Jadi pembiayaan memang ini skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS yang memang anggota,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril dalam konferensi pers dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa (25/10/2022).
“Bagi yang betul-betul tidak mampu, maka Pemda atau pemerintah pusat akan menanggung semuanya,” katanya melanjutkan.
Syahril menyatakan, obat antidotum (penawar) yang didatangkan dari luar negeri, Fomepizole, juga diberikan gratis kepada pasian gangguan ginjal akut misterius. Fomepizole ini didatangkan dari empat negara, yaitu Singapura, Australia, Jepang, dan Amerika Serikat.
Sejauh ini, 26 vial Fomepizole telah didatangkan dari Singapura, dan 16 vial lainnya dari Australia. Selanjutnya, Kemenkes bakal mendatangkan obat serupa dari Jepang dan Amerika Serikat dengan total 200 vial.
“Untuk obat antidotum yang didatangkan dari Australia, Singapura, mungkin nanti rencana Jepang dan Amerika, sudah disampaikan Menkes menjadi tanggungan dari pemerintah juga,” beber dia.
Syahril mengungkapkan, obat tersebut dipilih lantaran siap pakai dan sudah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan efektivitas lebih dari 90 persen. 107/104