JAKARTA – Raksasa Seri A Juventus disanksi pengurangan 15 poin setelah didakwa menggelembungkan nilai transfer dan memalsukan laporan keuangan pada periode pandemi oleh FIGC (PSSI-nya Italia). Juventus dihukum atas manipulasi finansial. Akibatnya Bianconeri akan turun ke peringkat sepuluh. Direksi klub turut diganjar sanksi
Jaksa Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memutuskan Juventus bersalah atas sejumlah pelanggaran finansial yang dimanipulasi pihak klub dalam bentuk gaji pemain dan anggaran transfer..
Jaksa penuntut mempermasalahkan sejumlah penyimpangan yang berasal dari transaksi pemain, termasuk pertukaran pemain dengan Barcelona melibatkan Arthur dan Miralem Pjanic. Total, sebanyak 62 transfer diperiksa dan 42 di antaranya melibatkan Juventus.
Klub juga menjadi sorotan karena mengklaim telah menghemat €90 juta (£78 juta/$97 juta) gaji pemain pada periode 2020, yang dimaksudkan untuk membantu nilai klub tetap stabil di pasar saham.
Direksi Juventus, termasuk presiden Andrea Agnelli dan wakil presiden Pavel Nedved, mengundurkan diri dari jabatan mereka pada November lalu setelah pihak berwenang mulai mengendus sejumlah pelanggaran keuangan, termasuk pemotongan gaji selama pandemi Covid-19 dan angka transfer tidak lazim.
Selain pengurangan poin, anggota direksi klub yang dulu dan sekarang telah diskors (FIGC). Di antaranya adalah direktur olahraga Tottenham Hotspur saat ini, Fabio Paratici, yang dihukum 30 bulan.
Selain Juve, tim lain yang sedang diselidiki yakni: Sampdoria, Pro Vercelli, Genoa, Parma, Pisa, Empoli, Novara, dan Pescara – telah dinyatakan tidak bersalah.
Juventus telah mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Komite Olimpiade Italia (NOC). Namun, NOC hanya dapat memutuskan apakah suatu keputusan benar atau tidak, dan tidak memiliki kekuatan hukum untuk mengubah potensi sanksi. Demikian bbc. (*/put)