PADANG – Ketua DPRD Sumbar Supardi menyayangkan sektor pertanian terus menurun dalam menunjang pertumbuhan ekonomi makro daerah.
Padahal menurut Supardi, program unggulan Gubernur Sumbar ini sudah berjalan tiga tahun dengan anggaran 10 persen dari total APBD.
Hal itu dikatakan Ketua DPRD Sumbar Supardi saat menghadiri penyampaian Outlook Perekonomian Sumbar 2023 sekaligus perpisahan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Wahyu Purnama A, di Gedung Perwakilan BI Sumbar, Rabu (25/1).
“Diukur dengan rata-rata nasional kita masih di bawah, idealnya harus melebihi rata-rata tersebut,” katanya.
Padahal pertanian merupakan program unggulan Gubernur Sumbar. Bahkan, pemprov mengalokasikan anggaran 10 persen dari total APBD yang jika dikalkulasikan pada tahun 2022 mencapai Rp600 miliar lebih.
“Sangat disayangkan program unggulan yang telah berjalan tiga tahun tersebut belum bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi Sumbar,” tukasnya.
Menurutnya, perlambatan pada sektor pertanian karena gagal panen atau hal lainya seharusnya tidak terjadi karena anggaran yang digelontorkan cukup besar.
“Itulah gunanya anggaran direalisasikan, salah satunya untuk meminimalisir potensi gagal panen,” sebutnya.
Dia juga mengatakan, merujuk pada rangkuman kegiatan ekonomi pemerintah daerah tahun 2023, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan meningkat dibanding tahun lalu.
Meski demikian, kenaikan yang diprediksi menyentuh angka 4,2 persen itu dinilainya belum cukup bersaing dengan provinsi-provinsi lain.
Disisi lain, Supardi mengapresiasi Wahyu A Purnama yang selama tiga tahun bertugas sebagai Kepala BI Perwakilan Sumbar telah melahiurkan banyak inovasi, sehingga membantu pemerintah daerah dalam mengenjot pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi. Salah satu inovasi strategis yang digagasnya adalah pencanangan program ‘Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023’.
“Program an inovasi yang telah digagas ini mesti ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi hingga ke angka ideal,” ujarnya.