PADANG-Abrasi yang terjadi di kawasan Kampung Muaro, Kecamatan Batang Kapas serta beberapa titik di sepanjang Kabupaten Pesisir Selatan perlu penanganan serius. Tidak saja soal pengadaan batu pemecah ombak, relokasi terhadap masyarakat juga perlu dilakukan secepatnya.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Sementara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar, Irsyad Safar saat mengunjungi serta memberikan bantuan logistik kepada masyarakat Kampung Muaro yang terkena dampak abrasi, Selasa (1/10).
“Setelah kita tinjau lokasi yang terkena abrasi, tak ada pilihan lain, masyarakat yang tinggal di sekitar garis pantai memang harus direlokasi,” katanya.
Dari tinjauan awal ini, kata Irsyad, abrasi di kawasan Kampung Muaro ini sudah mengikis hingga 30 meter bibir pantai. Hal ini menyebabkan ada beberapa rumah yang rusak terkena abrasi, yang membuat penghuninya terpaksa saat ini harus menetap di tenda-tenda pengungsian yang disediakan pemerintah daerah setempat.
Ia mengatakan, permasalahan abrasi ini nanti akan dibahas lagi di DPRD Sumbar, soal bagaimana pertimbangan untuk relokasi penduduk, pengadaan lahan pemukiman baru serta membangun pemecah ombak di sepanjang garis pantai Pesisir Selatan.
“Dari info yang kami peroleh, ada sekitar 38 KK yang mengungsi karena abrasi ini. Bencana ini memang harus jadi perhatian pemerintah, bagaimana menanggulangi keadaan ini agar tidak semakin parah,” katanya.
Sementara itu, Hamdanus, Anggota DPRD Provinsi Sumbar Dapil 8 (Pessel-Mentawai) yang juga hadir di lokasi tersebut menilai keadaan ini memang harus ditangani dengan serius.
“Permasalahan abrasi di kawasan ini akan disikapi,” katanya.
Ia pun berharap ada koordinasi yang baik antara DPRD kabupaten dan DPR RI terkait penanggulangan abrasi ini, sehingga penanganan pun bisa dilakukan secepatnya. Apalagi menurutnya, abrasi ini juga menganggu kehidupan masyarakat, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
“Ini sudah bukan sekedar program kerja lagi, tapi ini tentang kemanusiaan,” tegasnya.
Kemudian, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pesisir Selatan, Zulfian Apriyanto yang ada di lokasi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tenda untuk para pengungsi. Kebutuhan sehari-hari pun juga sudah ditanggung pemerintah kabupaten. Namun untuk relokasi, saat ini masih dalam tahap negosiasi tanah.
“Beberapa hektar telah kita tunjuk sebagai tempat relokasi, namun masih dalam tahap negosiasi. Belum ada kesepakatan. Untuk warga yang terkena abrasi, mereka juga mau dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” pungkasnya.
Pantauan Singgalang, Selasa kemarin, puluhan warga terpaksa harus tinggal di tenda-tenda pengungsian karena rumah mereka rusak diterjang abrasi. Beberapa pengungsi juga mulai mengeluhkan soal kesehatan, seperti demam dan asam lambung naik. (wahyu)