PADANG – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari menjadi momentum penting bagi Maivita, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bank Sampah Unit Pasie Nan Tigo, salah satu Bank Sampah binaan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar.
Momen HPSN digunakan oleh Maivita dan anggota Bank Sampahnya untuk menggelar kegiatan mengumpulkan dan memilah sampah di berbagai lokasi strategis. Sampah yang sudah terkumpul diangkut menggunakan becak motor PLN Peduli.
Tahun lalu, Bank Sampah Pasie Nan Tigo bersama Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan Perikanan RI menggelar kegiatan “Kampanye Pengurangan Sampah” di sepanjang pesisir Pantai Jambak Pasie Nan Tigo.
Jajaran LKKPN, Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Forkopimda, serta masyarakat sekitar turut berpartisipasi mengumpulkan sampah dan memilah sampah yang bisa didaur ulang.
‘’Bank Sampah Pasie Nan Tigo diundang sebagai perwakilan komunitas peduli sampah. Kebetulan KUB kami juga dekat dari lokasi acara. Selain ikut mengumpulkan sampah, sampah daur ulang yang telah dipilah diserahkan kepada kami untuk diolah. Ada lebih dari 200 kg sampah plastik yang terkumpul. Alhamdullilah, sangat bermanfaat sekali untuk produksi bank sampah kami,’’ cerita Maivita, Rabu (01/03).
Tahun ini, Maivita menerima berbagai kiriman sampah daur ulang dari berbagai lembaga, komunitas, dan aliansi dari kegitan HPSN 2023.
‘’Saya bangga gerakan peduli lingkungan, peduli kawasan wisata, lewat gerakan mengumpulkan sampah sudah mulai sering diadakan di Sumbar. Bank Sampah hadir agar sampah-sampah yang terkumpul memiliki tempat persinggahan, sehingga memiliki nilai lebih. Tidak hanya berakhir di TPA,’’ lanjutnya.
KUB Bank Sampah Pasia Nan Tigo mengelola Bank Sampah Mandiri dengan konsep waste of zero, yaitu mengembangkan kerajinan daur ulang melalui pengelolaan sampah produktif dan non-produktif sehingga menjadi produk-produk layak pakai atau produk-produk bernilai rupiah, hingga penukaran dengan voucher pembayaran listrik PLN.
Menurut Maivita, gerakan-gerakan mengumpulkan sampah sebaiknya menjadi budaya yang terus digalakkan. Apalagi mengingat sampah menjadi persoalan yang dihadapi hampir oleh seluruh kawasan di Indonesia maupun global.
‘’Sampah merupakan masalah hampir di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. National Geographic melaporkan masing-masing kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Pada tahun 2025, jumlah ini diperkirakan bertambah hingga 2,2 miliar ton,’’ papar Maivita.
Maivita yakin, gerakan-gerakan lingkungan di bidang pengelolaan sampah dapat membantu memperbaiki keadaan-keadaan tersebut. Dimulai dari gerakan kecil, masing-masing individu dapat membantu permasalahan sampak yang merupakan permasalahan krusial yang belum terselesaikan hingga saat ini.
Bank Sampah Pasie Nan Tigo yang beralamat di RT 02 RW 1 Pasie Sabalah Kec Koto Tangah Kota Padang ini sendiri, ungkap Maivita, dibentuk sejak Januari 2020 lalu sebagai upaya untuk tumbuh bersama masyarakat dalam mengendalikan limbah sampah di Kota Padang dengan mengelolanya menjadi produk-produk bernilai.