PADANG – Perantau Minang di Wamena yang telah pulang kampung, sebagian mulai berjualan untuk menyambung hidup. Di sisi lain, bagi rumah perantau yang terbakar akan dibantu pemerintah.
“Untuk rumah perantau Minang di Wamena yang dibakar akan dibantu pemerintah, namun itu perlu pembicaraan lebih lanjut bersama Pak Gubernur,” kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang Kamis (10/10).
Bantuan itu katanya bisa diambil dari dana yang digalangan pemerintah bersumber dari masyarakat Minang.
Sementara, hingga Kamis (10/10) pukul 13.30 WIB, total uang yang masuk dalam rekening Sumbar Peduli Sesama adalah Rp4.857.732.857. Dari jumlah itu sebesar Rp2.049.335.400 adalah uang keluar yang digunakan sebagian besar untuk biaya tiket pesawat, uang saku, sewa mobil dan lainnya. Sedangkan sisa saldo hingga kemarin tersisa Rp2.808.397.457.
Di sisi lain, jumlah perantau Minang di Wamena yang sampai di Sumbar mencapai 601 orang. Kamis (10/9) merupakan kepulangan terakhir bagi perantau yang dipulangkan pemerintah.
“Hari ini pemulangan terakhir bagi perantau Minang yang dipulangkan pemerintah pasca tragedi Wamena. Untuk posko pengungsian di Jayapura dan Wamena sudah ditutup sehingga tidak ada lagi gelombang kepulangan dari Papua ke Sumbar,” kata Nasrul Abit Kamis (10/10) di Padang.
Menurut Nasrul, kendati sudah ditutup posko pengungsian, namun tidak tertutup kemungkinan masih ada warga asal Sumbar di Wamena yang pulang ke kampung halamannya secara pribadi.
Dikatakannya, saat ini pemerintah juga sedang melakukan pendataan untuk warga asal Sumbar yang ingin kembali ke Wamena.
“Ada sebagian dari mereka yang pulang hanya untuk sementara. Mereka pulang untuk menenangkan pikiran sehingga berencana kembali ke Wamena,” kata Nasrul. (yose/yuke)