BUKITTINGGI – Sebanyak 100 guru sekolah nenengah atas (SMA) Kota Payakumbuh mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) digitalisasi selama empat hari (22-25/5) di Hotel Pusako Bukittinggi.
Bimtek tersebut merupakan program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang dilaksanakan dengan anggaran pokok-pokok pikiran (Pokir) Ketua DPRD Sumbar Supardi.
Pada kesempatan tersebut, beberapa orang guru membeberkan sejumlah kerisauan terkait tantangan dunia pendidikan pada masa sekarang kepada Supardi.
Rina salah satu guru di Payakumbuh mengatakan, memang di saat sekarang murid lebih kompeten terkait digitalisasi dibanding guru.
Namun ada yang lebih penting untuk saat ini yaitu penurunan karakter anak sebagai murid dan kurangnya kepedulian orangtua pada anak.
Artinya orangtua membebankan proses perkembangan anak dari segala aspek ke guru. Padahal, menurut dia, peran orangtua juga penting dalam pendidikan anak.
Penurunan karakter sebagai murid di era digitalisasi mulai terjadu. Dahulu murid selalu menghargai guru namun sekarang sikap itu berkurang.
“Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi kami, kaum guru. Jika proses pendidikan gagal maka gurulah orang pertama yang disalahkan,” katanya.
Sementara itu Jefriando guru SMA 3 Payakumbuh mengatakan pentingnya perlindungan hukum terhadap guru pada proses belajar mengajar.
Dia mengaku pernah diancam orangtua murid akan dilaporkan kepada yang aparat berwajib karena mendidik sedikit keras. Dia menilai, tugas guru ada dua yaknj mendidik dan mengajar .
“Jadi kita perlu perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, ” katanya.
Sementara itu, guru lainnnya, Ayu mengatakan, pentingnya peningkatan kapasitas guru dalam penerapan kurikulum merdeka.