PADANG – Tokoh masyarakat Limapuluh Kota, Nurkhalis berharap permasalahan antara guru dan murid di SD Negeri 07 Sariak Laweh, Suayan, Kecamatan Akabiluru diselesaikan dengan arif dan bijaksana.
“Harus arif dan bijaksana. Banyak pihak yang akan terusik kalau ujungnya guru yang minta maaf,” ujar pria yang juga Koordinator Wilayah (Korwil) Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sumatera Barat ini.
Menurut pendiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Gempita ini, selain pengetahuan dan kecerdasan anak, pembinaan etika dan moral peserta didik ranah terbesar yang harus jadi perhatian sekolah. “Kondisi hari ini membuat sisi ini jadi tantangan bagi sekolah, orangtua dan masyarakat secara keseluruhan,” tutur Nurkhalis.
Untuk itu, persoalan-persoalan seperti yang terjadi di SD 07 tersebut tidak akan jadi besar dan melebar kemana-mana jika diselesaikan dengan bijaksana. “Dari informasi yang ada di media, saya melihat wajar seorang guru mengingatkan muridnya. Malah salah kalau tidak diperingatkan, karena itu bagian dari pembinaan etika dan moral,” lanjutnya.
Yang di luar nalar dan kewajaran itu guru yang kemudian meminta maaf. ”Harusnya pimpinan sekolah klarifikasi saja kedua pihak. Libatkan orangtua murid, karena bagaimana pun anak itu masih dalam kondisi labil mengingat usianya yang masih dini. Kerja sama sekolah dan murid ini penting untuk pendidikan anak. Kalau pun ada persoalan indisipliner guru, itu masalah lain yang sudah ada SOP penyelesaiannya,” kata Nurkhalis lagi.
Ia kembali menegaskan, pentingnya kebijaksanaan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di dunia pendidikan agar tidak terjadi lagi masalah serupa di masa mendatang, termasuk bagi pihak Dinas Pendidikan dan Pemkab Limapuluh Kota secara umum.
Nurkhalis pun mengapresiasi bupati dan ketua DPRD setempat yang segera bertindak dengan memanggil pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi persoalan ini terus meluas.
Sebelumnya, beredar video seorang pelajar SD dengan berkata kasar hingga menantang duel sang guru. Dalam video yang kemudian viral itu, pelajar SD berjenis kelamin laki-laki tersebut terlihat berkata kasar usai ditegur oleh sang guru.
Tidak hanya berkata kasar, sang murid juga terlihat menendang pintu salah satu kelas dan mengajak sang guru tersebut berduel.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Limapuluh Kota, Afri Efendi mengatakan, persoalan itu sudah diselesaikan. “Sudah, mereka sudah berdamai dan sudah ada video klarifikasinya,” kata Afri kepada wartawan.
Afri mengatakan, akar permasalahan yang terjadi antara guru dan murid itu hanya miskomunikasi dan salah paham. “Mungkin si guru ini entah memancing emosi si anak, entah apa, yang jelas si anak juga salah berkata kotor seperti itu, jadi tidak ada yang benar, tidak ada yang salah juga,” katanya. (mat)