PADANG – Sekolah-sekolah sewajarnya terus berupaya mewujudkan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa. Tidak membebani siswa harus membawa tas yang berat ke sekolah merupakan salah satu upaya yang bisa diterapkan.
Demikian dikatakan Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, H. Khairul Jasmi, kepada Singgalang, Jumat (4/8), di Padang, menyikapi banyaknya keluhan orang tua terkait beratnya tas yang harus dibawa anak ke sekolah termasuk tingkat sekolah dasar (SD).
Penuturan beberapa orang tua kepada Singgalang, mereka merasa heran dan kasihan terkait muatan tas siswa ketika berangkat sekolah. Siswa terkadang harus membawa banyak buku di dalam tas atau malah harus membawa tas tenteng untuk membawa peralatan ke sekolah.
“Anak saya saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar. Setiap hari harus membawa cukup banyak buku ke sekolah, seperti buku tema, buku catatan, buku latihan untuk beberapa mata pelajaran setiap hari. Kasihan saya melihat. Begitu berat benar anak menuntut ilmu saat sekarang ini,” kata Sudirman, orang tua siswa di Padang.
Menurutnya, jika dirata-ratakan tak jarang ketika pergi ke sekolah anaknya harus menyandang tas yang beratnya mencapai lima sampai tujuh kilogram. Sudirman mengkhawatirkan kondisi tersebut akan berpengaruh pada pertumbuhan badan anak.
“Saya cemas anak saya tidak lagi tumbuh ke atas, tetapi hanya ke samping saja karena setiap hari terbiasa membawa tas yang berat,” keluh Sudirman.
Hal yang sama juga di keluhkan Hera, warga Tabing Kota Padang. Menurutnya ia mencoba mengatasi dengan memberikan anak tas tentengan. Buku-buku dibawa menggunakan tas tambahan tersebut. Namun, tentu saja pilihan tersebut bukannya tanpa resiko.
“Anak saya juga masih SD. Kadang dia berangkat ke sekolah menggunakan ojek. Terkadang saya khawatir anak tidak lagi bisa berpegangan dengan baik di atas motor karena juga harus memagang tas jinjing. Bahkan sesekali anak saya malah minta libur sekolah karena lelah membawa buku yang banyak ke sekolah. Anak saya yang SMA pun tidak terhingga berat bebannya ke sekolah,” ujar ibu dua anak tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Khairul Jasmi menyarankan sekolah untuk mencarikan solusi terhadap masalah tersebut. Diantaranya dengan berupaya mengadakan loker-loker penyimpanan buku di sekolah. Sehingga, siswa tidak harus membawa buku bolak-balik ke sekolah setiap hari.
“Kasihan juga kita melihat mulai dari anak-anak SD membawa buku tema yang cukup tebal ke sekolah setiap hari. Masih ditambah lagi dengan buku latihan atau lembar kerja siswa. Kadang diperberat lagi dengan bekal yang dipersiapkan orang tua untuk anak mereka,” ujar Khairul Jasmi.
Ditambahkan menurut Khairul Jasmi, akan lebih baik jika buku paket diletakkan di sekolah. Bisa disimpan di ruang guru atau perpustakaan jika sekolah tidak memiliki loker. Tugas-tugas yang berhubungan dengan buku tersebut cukup diberikan di sekolah saja.
Jika guru masih ingin memberikan pekerjaan rumah, seyogyanya cukup berupa pengayaan yang tidak terlalu terkait dengan buku tema atau buku paket. Sehingga, siswa tidak perlu berat-berat membawa buku tema atau paket pulang ke rumah untuk selanjutnya dibawa lagi balik ke sekolah.