PADANG – Wardah Inspiring Teacher (WIT) tahun 2023 kembali dibuka. Padang menjadi kota pertama roadshow Wardah Inspiring Teacher sebagai ajang sosialisasi kepada para guru.
Diikuti oleh 400 guru se Sumatera Barat, roadshow yang diadakan di Hotel Truntum Padang, Sabtu (5/8), menghadirkan sejumlah sosok inspiratif, yaitu aktris dan Brand Ambassador Wardah Dewi Sandra, Ketua TP PKK Sumbar Ny.Harneli Mahyeldi, dan salah seorang alumni peserta Wardah Inspiring Teacher yang juga pengajar di SMKN 2 Padang Panjang, Yusma Elda. Hadir juga Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Drs Barlius MM dan Head of CSR & Corporate Communication Paragon, Suci Hendrina.
Suci Hendrina pada kesempatan itu mengatakan, tahun ini, PT Paragon Technology and Innovation menargetkan 2 ribu peserta guru jenjang PAUD sampai SMA di seluruh Indonesia.
Nelsa Dwi Wahyuni, CSR Senior Officer PT Paragon kepada wartawan menambahkan, pendaftaran Wardah Inspiring Teacher 2023 dimulai pada 27 Juli sampai 31 Agustus 2023. Mereka yang lolos nantinya akan mengikuti rangkaian kegiatan sejak September hingga akhir November 2023. Peserta akan mengikuti pelatihan dan belajar sama-sama didampingi para alumni program. Karena cukup panjangnya rangkaian kegiatan, maka guru yang menjadi peserta harus yang benar-benar guru aktif yang mau dan punya keinginan untuk belajar. Selain itu, untuk tahun ini, para peserta juga disyaratkan aktif di media sosial agar bisa menularkan semangat belajar yang sama kepada rekan-rekan guru lainnya.
Tema yang diambil tahun ini, yakni ‘Transformasi Guru untuk Merangkul Perubahan dan Kemajuan Pendidikan’, menurutnya dimaksudkan agar guru-guru di Indonesia bisa lebih menginspirasi lagi. Wardah juga ingin mengajak para guru agar lebih adapatif menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Barlius dalam sambutannya menyatakan terima kasih kepada Wardah yang telah menginspirasi guru di Sumbar melalui kegiatan tersebut. Menurutnya, guru harus menjadi inspirasi dan membangkitkan semangat bagi para siswanya.
Barlius mengajak para guru untuk membangun karakter anak melalui pendidikan dari awal. Ia juga menekankan kepada para guru agar jangan sekali-sekali menyebut anak bodoh, karena itu akan menjadi stigma bagi anak.
“Tak ada siswa yang bodoh. Yang ada hanyalah guru yang belum menemukan metode pembelajaran terbaik bagi murid tersebut, yang mudah dipahami anak dan menyenangkan,” ujarnya.
Guru yang baik, katanya, adalah guru yang bisa memotivasi, menginspirasi dan membangkitkan potensi anak. Untuk itu, guru harus bisa melakukan komunikasi interpersonal di kelas dan menghargai anak didik.
Dewi Sandra Sorot Masalah Adab
Salah satu sosok inspiratif, Dewi Sandra, pada kesempatan itu memuji profesi guru sebagai salah satu profesi yang sangat mulia. Ia bahkan menyatakan ketertarikannya pada profesi guru.
Ia juga menyorot perihal adab dan karakter yang sekarang semakin kurang diperhatikan para generasi muda. Padahal, para ulama mengajarkan perlunya mendahului adab sebelum mempelajari ilmu. Peran gurulah yang sangat penting dalam memasukkan nilai-nilai adab tersebut kepada siswa, katanya.
Harneli Bahar pada kesempatan itu menegaskan, di era digital saat ini, orang tua dan guru harus berkalaborasi dalam mendidik anak. Sebab, orang tua adalah guru pertama bagi anak.
Sementara, alumni program guru inspiratif Wardah, Yusma Elda mengatakan, di ajang WIT, ia belajar bagaimana mendidik anak-anak generasi Z yang paling tidak betah berada di lokal. “Biasanya mereka hanya tahan belajar sekitar 15 menit saja. Melalui inovasi dan kreativitas bisa membuat mereka bertahan untuk belajar,” kata Elma berbagi pengalamannya. (rin)