JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat siang masih terkoreksi sejak melemah dari pagi hari.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat (29/11), mengatakan, sentimen domestik bagi nilai tukar hari ini yaitu bank sentral yang memberikan sinyal kebijakan akomodatif pada 2020.
“Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia semalam, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan pidato arah kebijakan tahun 2020 yang masih akan akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Lana.
BI sendiri memproyeksikan ekonomi domestik akan tumbuh antara 5,1-5,5 persen di 2020.
Beberapa kebijakan pelonggaran yang telah dilakukan BI selama 2019 adalah turunnya suku bunga sebanyak empat kali atau total mencapai 100 bps sehingga menjadi 5 persen dan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebanyak dua kali menjadi total 100 bps.
BI juga menurunkan loan to value ratio (LTV) sehingga uang muka (down-payment) untuk rumah dan kendaraan bermotor bisa menjadi nol persen.
Bank sentral juga melakukan pendalaman instrumen keuangan dengan berbagai penciptaan produk baru di BI yang bisa menambah likuiditas. BI pun mempercepat invosi sistem pembayaran yang terkait digital.
Lana memperkirakan rupiah pada akhir pekan ini akan bergerak di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.120 per dolar AS.
Pada pukul 13.26 WIB, rupiah masih melemah 21 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.092 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.102 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.099 per dolar AS. (ant/mat)