Silantai- Dalam rangka menambah wawasan dan peran “bundo-bundo” dalam membangkitkan warisan nilaiAdat Basandi Sarak – Sarak Nasandi Kitabbullah (ABS-SBK) yang mulai menipis, Walingari Nagari Silantai, Sabran Datuak Majo Indo, mengadakan pelatihan kepada ‘ Bundo Kanduang’ di lantai II gedung Pasar Silantai, Kamis (9/11/23).
Sabran Datuak Majo Indo menyebutkan saat ini penerapan ABS – SBK, di tengah masyarakat sudah mulai berkurang. Hal itu disebabkan minimnya sosialisasi dan memberikan pemahaman adat ini kepada generasi muda.
” Tahun ini kita mencoba menganggarkan melalui dana nagari untuk.memberikan pelatihan kepada Bundo Kanduang yang ada di nagari, ” terang Sabran, Jumat (10/11/23) di Muaro Sijunjung.
Wakil Ketua Umum LKAAM Sumatera Barat H Epi Radisman Datuak Paduko Alam sebagai pemateri, mengatakan pelatihan Bundo Kanduang yang digagas Pemerintah Nagari Silantai, merupakan suatu kepedulian nagari terhadap perkembangan dan penerapan adat di nagari. Mantan Ketua LKAAM Sijunjung dua periode ini tidak memungkiri saat ini pemahaman dan penerapan adat dikalangan masyarakat terutama pada generasi muda mulai memudar.
Kepedulian pemerintahan nagari dalam menumbuh kembangkan adat ini sangatlah diharapkan. Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang, kalau orang tua tidak bisa mengawasi anak dan kuala muda dalam pemanfaatan gadget, akan berdampak kepada berbagai hal yang merusak tatanan kehidhpan dan adat yang berlaku. ” Apa yang diprogramkan Walingari Silantai, adalah suatu terobosan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan adat yang berpatokan kepada ANS – SBK,” terang Datuak dari Sumpur Kudus ini.
Secara terminologi E.R Datuak Paduko Alam ini menjelaskan perempuan yang sudah berkeluarga melekat pada dirinya kedudukan sebagai anggota masyarakat, sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya, sebagai seorang istri dari suaminya ataupun sebagai seorang pemimpin dalam kaum dan nagarinya, yang disebut dengan “Bundo” berfungsi sebagai, Limpapeh Rumah Nan Gadang, Ambun puruak Pagangan Kunci, Pusek Jalo Kumpulan Ikan, Ka Unduang-Unduang Ka Madinah, Kapayuang Panji Ka Sarugo dan Cahayo Rumah Salendang Dunia.
” Setelah pelatihan ini diharapkan Bundo-bundo di Nagari Silantai akan selalu tetap berperilaku sebagai Bundo Kanduang Minangkabau,” sebut E. R. Datuak Paduko Alam (Fl)