PADANG – Lurah Bungus Selatan, Nurhayati, mengapresiasi PT Semen Padang dan BP2P yang telah membantu warganya dalam merenovasi rumah yang tidak layak huni menjadi rumah layak huni.
Apalagi, jumlah rumah yang mendapatkan bantuan Percepatan Pembangunan RLH Dalam Rangka Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Sumbar ini ada sebanyak 6 unit rumah pada Bath 2 ini.
“Menurut kami, apa yang dilakukan Semen Padang dan BP2P ini adalah kolaborasi yang sangat luar biasa. Karena, bantuan ini sangat besar sekali manfaatnya, khususnya bagi warga yang menerima bantuan. Untuk itu, mewakili Pemko Padang saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Semen Padang dan BP2P,” katanya.
Hal itu dikatakan saat PT Semen Padang bersama Balai Pelaksana Penyedia Perumahan (BP2P) Sumatera III, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian PUPR, kembali berkolaborasi menyalurkan bantuan Percepatan Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) Dalam Rangka Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Hal yang sama disampaikan Tenaga Ahli Konstruksi Rumah Swadaya, Satker Penyediaan Perumahan (PnP) Sumbar, Yulda, ST. Kata dia, keterlibatan PT Semen Padang yang telah berpartisipasi pada program Percepatan Pembangunan RLH Dalam Rangka Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Sumbar tentunya juga merupakan bentuk dukungan terhadap program Sejuta Rumah Kementerian PUPR.
“Program Sejuta Rumah itu berupa Bantuan Stimulan Perumahaan Swadaya (BSPS). Artinya, kita berikan bantuan dengan tujuan untuk memancing agar masyarakat dapat membenahi rumahnya yang tidak layak huni. Jadi, dengan adanya bantuan Semen Padang ini, kami pun berharap agar dapat menambah semangat masyarakat untuk membenahi rumahnya menjadi rumah layak huni,” katanya.
Di Sumbar ini, sebutnya, ada sebanyak 6.078 unit rumah yang mendapatkan bantuan BPSP pada tahun 2023. Ribuan rumah tersebut, tersebar di 16 kota/kabupaten di Sumbar. Untuk kriteria rumah yang mendapatkan bantuan ini berdasarkan Permen PU No 7 Tahun 2022 tentang Kriteria Penerima Bantuan yang dituangkan dalam Surat Edaran No 14 Tahun 2022.
Pada Surat Edaran tersebut, terdapat 6 syarat kriteria penerima bantuan BSPS. Pertama, tercatat sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan KTP dan Kartu Keluarga. Kedua, tanah rumah yang mendapatkan bantuan merupakan tanah milik sendiri. Ketiga, masyarakay yang menerima bantuan belum pernah mendapatkan bantuan perumahan atau sejenis dengan BSPS.
Kemudian yang keempat, penerima bantuan punya penghasilan dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP), dan kelima adalah rumah yang mendapatkan program BSPS ini merupakan rumah satu-satunya dari masyarakat yang menerima bantuan. “Artinya apa? mereka yang mendapatkan bantuan ini tidak memiliki rumah lain selain rumah yang tidak layak huni yang dibantu BP2P,” ujarnya.
Selanjutnya yang keenam, penerima bantuan punya dana swadaya untuk membenahi rumahnya yang tidak layak huni. “Jadi, ada tambahan swadaya dari penerima manfaat. Karena, BSPS ini sifatnya stimulan atau pancingan yang diharapkan timbul swadaya dari penerima bantuan atau manfaat dari program BSPS,” bebernya.
Edi Suparjo, salah satu penerima bantuan Percepatan Pembangunan RLH Dalam Rangka Penanganan Kemiskinan Ekstrem dari PT Semen Padang dan BP2P mengaku bersyukur, sekaligus bahagia bisa mendapatkan bantuan tersebut. Karena, di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya saat ini, dirinya dan keluarga akhirnya bisa menempati rumah yang layak.
“Senang dan bahagia sekali rasanya bisa mendapatkan bantuan untuk rehab rumah. Karena, bantuan ini sudah lama kami impi-impikan. Kalau dibangun pakai dana pribadi, kami tidak akan sanggup. Maklumlah, saya ini kerjanya serabutan, kadang-kadang jadi sopir di toko bangunan yang gajinya hanya cukup untuk kebutuhan keluarga,” kata pria berusia 52 tahun ini didampingi istrinya, Fera Wati (42).
Saat ini, sebutnya, proses rehab rumahnya sedang berlangsung. Meski belum selesai, dia dan keluarganya merasa lega, karena bagian vital di dalam rumah dan harus segera diperbaiki sudah selesai dilakukan. Seperti atap yang bocor misalnya, sekarang sudah diganti dengan yang baru, dan dinding rumah yang sebelumnya dari papan triplek yang sudah lapuk, juga sudah diganti dengan papan kayu.
“Selain itu, yang membuat kami terharu adalah pembuatan kamar mandi dan toilet. Karena, dengan adanya bantuan sebesar Rp20 juta dari BP2P ditambah bantuan semen dari Semen Padang, kami pun bisa membuat kamar mandi dan toilet. Selama ini di rumah tidak ada kamar mandi dan toilet. Untuk mandi biasanya menumpang di rumah tetangga yang masih sanak saudara kami,” ujarnya. (*)