PD. PANJANG – Menggunakan jas khusus untuk praktikum, Azzahra Ramadhani, mahasiswa Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta itu terlihat fokus melakukan penelitian terhadap seekor binatang. Kegiatan praktikum itu merupakan agenda rutin bagi seorang mahasiswa dengan jurusan Farmasi di Universitas yang menempati peringkat 25 Terbaik Perguruan Tinggi Nasional berdasarkan THE WUR 2024 edisi 27 September 2023.
Azzahra Ramadhani yang merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang ini, berhasil masuk perguruan tinggi UAD dengan mengikuti jalur nilai rafor. Keberhasilan perempuan yang berasal dari Pasie Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ini tidak terlepas dari berbagai program yang ia ikuti selama menimba ilmu di Pondok Pesantren yang berada di Kota Serambi Mekkah ini.
Melalui pesan whatshapp Zahra bercerita bahwa saat ini hal yang tidak bisa ia lupakan selama menjadi santri di Pondok Pesantren yang didirikan oleh Buya HAMKA ini adalah program pembentukan karakter. Diakuinya bahwa awal masuk ke Kauman, ia yang selama ini notabene tidak bisa jauh dari orangtua merasa khawatir dan berat hati.
“Awalnya khawatir dan juga takut. Apakah saya sanggup lewati semuanya di asrama. Harus mandiri. Tapi lambat laun semua terasa mudah saat sudah dijalani,” kisahnya, Mingu (7/1).
Diceritakannya juga bahwa selama menjadi santri ada banyak pengalaman yang ia dapatkan tiga tahun ia menjalankan status kesantriannya. Dimulai dari penyesuaian diri dengan lingkungan asrama, program asrama yang padat dan juga menuntut untuk tepat waktu.
“Sekarang asrama sudah bagus. Waktu saya di sana belum sebagus itu. Kita dituntun untuk terus menyesuaikan diri dengan program-program asrama dan pondok pesantren. Lelah (iya) tapi harus dijalani,” tuturnya.
Disebutkannya bahwa selama di Pondok Pesantren itulah ia mulai menemukan jati dirinya. Karena didampingi oleh guru-guru yang profesional secara disipin keilmuan serta sarat dengan pengalaman-pengalaman empiris membuat ia dan teman-temannya menemukan jalan untuk menggapai tujuan dan cita-cita hidup.
“Di kelas, saya bertemu dengan guru-guru yang luar biasa. Bukan hanya sekedar guru yang mengajar dikelas saja, tetapi juga turut turun kelapangan dalam perkembangan diri siswa. Ini sayabrasa tidak ditemukan oleh kawan-kawan di sekolah lainnya,” kenangnya.
Azzahra juga berkisah bahwa salah satu yang membuat iya merasa bangga pernah menjadi bagian dari Kauman adalah Kauman memberikan ruang untuk mengembangkan potensi dan bakat santrinya. Perempuan yang telah menerbitkan satu novel selama pendidikan di Kauman ini mengatakan pesantren Kauman selalu mendukung upaya pengembangan karakter santrinya.
“Ya…kami bahkan didukung penuh jika ingin berkarya. Karya WIND lahir saat masih jadi santri di Kauman. Selain kepenulisan, program lainnya yang paling bagus adalah pembiasaan menggunakan bahasa asing dalam keseharian. Kami bahkan diajak belajar bahasa inggris ke Pare,” katanya.
Ditambahkannya bahwa selain program pendidikannya, Kauman juga memberikan pilihan-pilihan terbaik bagi santrinya yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ia mengatakan bahwa sebelum kuliah di UAD sebetulnya ia sudah dinyatakan lulus di Ankara University, Turkey dengan jurusan Ilmu Politik dan Administrasi Publik.
Namun kesempatan kuliah ke luar negri mesti ia urungkan karena tidak sanggup jauh dari keluarganya. Disaat kegundahan seperti itu Pondok Pesantren memberikan pilihan yang justru sangat sebanding.