PADANG – Banyak orang merasa takut untuk mengambil pinjaman karena adanya mitos-mitos yang simpang siur.
Dikutip dari kanal Andre Tuwan, ia mengatakan utang adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi. Sebagai contoh, PT Indotambang memiliki utang sekitar triliunan, bahkan perusahaan telekomunikasi terbesar, PT Telkom, memiliki utang.
“Jika perusahaan sebesar itu saja memiliki utang yang signifikan, apalagi kita yang masih kecil? Oleh karena itu, kita tidak bisa lepas dari utang,” katanya.
Ia telah mengumpulkan beberapa mitos tentang pinjaman berdasarkan pengalaman pribadinya selama 10 tahun menggunakan utang.
Terbukti bahwa utang bisa dikelola dengan baik, dan ia telah mengumpulkan beberapa aset sepanjang waktu tersebut.
Mari simak beberapa mitos tentang pinjaman agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru.
Mitos pertama: Kartu Kredit dianggap sebagai kartu utang. Banyak orang berpikir bahwa memiliki kartu kredit dapat mengganggu arus kas dan kehidupan finansial.
“Sebenarnya, saya mendapatkan banyak manfaat dan reward dari penggunaan kartu kredit, termasuk tiket pesawat dan ruang tunggu bandara gratis,” katanya.
Penggunaan kartu kredit dapat membantu kelola arus kas dengan lebih baik, membayar tagihan secara otomatis, dan bahkan dapat menjadi dana darurat.
Mitos kedua: Orang yang ditolak oleh bank tidak akan mendapatkan pinjaman online. Sebenarnya, ada banyak lembaga yang memberikan pinjaman, seperti bank, multifinance, koperasi, Pegadaian, dan pinjaman online.
“Setiap lembaga memiliki preferensi dan nasabah mereka sendiri. Jadi, jika ditolak oleh satu bank, masih banyak opsi lain untuk mencoba, tergantung pada preferensi dan syarat masing-masing lembaga,” pungkasnya.
Mitos ketiga: Jika ditolak sekali, maka akan ditolak terus-menerus. Ini adalah persepsi yang keliru.