PULAU PUNJUNG – Lantunan merdu shalawat dan zikir bergema dari mulut para santri Yayasan Pondok Pesantren Alam Samudera Alfatihah, Jorong Lambau, Nagari Sungai Kambuik, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Kamis ((7/3/2024).
Kalimat- kalimat shalawat dan zikir memecah keheningan pagi dan menembus langit di Jalan Lintas Sumatera, Dharmasraya. Sebelumnya, sekira pukul 07.00 WIB para santri didampingi orang tua, ustadzah dan ustadz berkumpul di depan Masjid Agung Babussallam, Pulau Punjung.
Tubuh mereka dibalut kostum islami berwarna putih dan hitam. Kaum laki- laki kombinasi peci dan kaum perempuan kombinasi jilbab warna biru. Suasana memasuki bulan suci ramadhan benar- benar terasa di hari itu.
Sekira pukul 08.00 WIB, calon ulama dan tahfizh ini bejalan kaki sepanjang 2 kilometer menuju tempat mereka menempuh pendidikan, yakni Pondok Pesantren Alam Samudera Alfatihah. Ratusan pasang mata di sepanjang Jalan Lintas Sumatera yang dilalui para santri tampak terkesima, kagum.
Salawat dan zikir bergema tak putus.
Setibanya di Pondok Pesantren ASA para santri pun melaksanakan kegiatan malamang ( membikin lamang-red) salah satu makanan khas minangkabau.
Pimpian Pondok Pesantren ASA, Abuya Irfan Rahman, Lc, didampingi Ustadzah Feni mengatakan, kegiatan itu merupakan salah satu cara menggemakan, memberitahu, mengingatkan masyarakat bahwa sebentar lagi umat Islam akan memasuki, manjalani bulan suci ramadhan.
“Semoga kita semua selalu dalam lindungan kasih sayang Allah, aamiin,” ucap Abuya Irfan Rahman.
Ia melanjutkan, bulan suci ramadhan adalah tamu agung , tamu akbar, tamu Istimewanya umat muslim. Tamu yang datangnya sekali dalam setahun.
“Bulan suci ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh maqfirah. Untuk itu mari kita perbanyak ibadah, perbaiki diri ke arah lebih baik. Semoga kita semua memperoleh nikmat berkah pada ramadhan 1445 Hijriah, Aamiin Aamiin Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin,” doa Abuya Irfan.
Ustadzah Feni menambahkan, sehubungan dengan kegiatan membuat lamang merupakan cara Yayasan Pondok Pesantren ASA memperkenalkan tradisi para leluhur dalam menyambut bulan suci ramadhan.
“Selain mengajarkan agama kepada anak anak didik, kita juga memperkenalkan tradisi atau budaya minangkabau. Dengan harapan kelak, anak- anak kita memiliki agama yang baik dan melestarikan budaya positif dalam kehidupan sehari – hari dan dalam lingkungan bermasyarakat,” katanya.
Kegiatan menggemakan bulan suci ramadhan diakhiri dengan salat zuhur berjamaah, makan bersama, tauziah agama dan saling bermaaf mafan. ( roni )