PAINAN -Kerugian akibat bencana alam banjir dan longsor yang melanda Pesisir Selatan tanggal 7-8 Maret lalu, mencapai angka Rp1 triliun.
Kepala Ex.officio BPBD Pesisir Selatan, Mawardi Roska kemarin di Painan menjelaskan bahwa data yang sudah masuk dan dianalisis jumlah kerugian asset daerah maupun harta benda masyarakat mencapai Rp1 triliun.
“Mulai dari Sapras negara/daerah seperti jalan, jembatan, sekolah, puskesmas, fasilitas air minum, juga harta benda masyarakat, rumah ternak, lahan pertanian, tambak, kerugian mencapai angka Rp1 triliun” urainya.
Menurut Mawardi yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, pendataan terus dilakukan dan secara bertahap disampaikan kepada pemerintah.
Hal itu terungkap saat rapat evaluasi tanggap darurat tahap I dan langkah-langkah kegiatan untuk masa tanggap darurat tahap II, Minggu, 24 Maret 2024, diruang Rapat Bupati.
Rapat dihadiri langsung Bupati Rusma Yul Anwar, Forkopimda Kapolres Pessel, Dandim 0311, Asisten dan para kepala OPD Camat se-Pesisir Selatan, juga dihadiri oleh Basarnas, serta PMI.
Sementara itu Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar juga menyebutkan, terkait perpanjangan masa tanggap darurat kembali diperpanjang karena fakta di lapangan bahwa para korban masih butuh penanganan.
“Masih ada 4 orang lagi yang masih hilang, rumah-rumah penduduk yang belum bisa didiami karena material atau sedimen banjir masih belum tertangani, dan proses pendataan yang terus dilakukan” jelas Bupati.
Menurutnya, perpanjangan masa tanggap darurat sehingga proses rehabilitasi dan rekontruksi dapat dilakukan dengan segala sumberdaya yang ada.
“Ya, perpanjangan masa tanggap darurat sehingga proses rehabilitasi dan rekontruksi dapat dilakukan dengan segala sumberdaya yang ada,” ungkapnya.
Sebagai tambahan kerugian terbesar diantaranya 537 rumah rusak berat, 2.749 rusak sedang, 7.048 rusak ringan. Sementara ribuan ternak mati, sapi 666 ekor, 8 ekor kerbau, 357 ekor kambing, 36.527 ekor ayam, 19.210 ekor itik. (son)