Pasbar- Bermodalkan BRI Link Yulita warga Jorong Koto Tinggi, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) bisa sampai ke jenjang perguruan tinggi.
“Ini tak pernah terlintas di pikiran saya tentang menjalankan BRIlink seperti hari ini. Padahal dulunya saya hanya seorang anak sekolah tingkat SMA. Alhamdulillah dari menjalankan usaha BRI link pendapatan lebih dari cukup,”kata Yulita, Sabtu (30/3)
Dikatakan, usaha BRI link membawa berkah baginya. Ia bisa sekolah sampai kuliah yang ia jalani saat ini menjelang semester akhir, sebentar lagi ia akan menyandang gelar sarjana di salah satu sekolah perguruan tinggi di Pasaman Barat.
“Alhamdulillah setelah menjalankan usaha menjadi agen BRI Link kehidupan kita insyaallah perlahan-lahan berubah walau kita baru bergabung awal tahun 2023,” katanya.
Lebih jauh ia mengatakan, hari-hari memang melelahkan namun melihat hasil yang diperoleh jauh lebih cukup dari kehidupan sebelumnya.
Setiap hari ia bergelut dengan usaha melayani keinginan nasabah dengan Mesin Electronic Data Capture (EDC) langsung diletakkannya di atas meja, mulai pukul 8.00 Wib sampai pukul 22.00 Wib.
“Kalau transaksi transfer ini harus hati-hati, jangan sampai salah input nominal atau nomor rekening. Salah tekan satu angka “0” saja bisa lain jumlah yang akan di trasfer,” timpal yulita saat berbincang-bincang
Ia juga menceritakan kisah liku-liku menggunakan BRIlink. Ia sering melakukan kesalahan transaksi, sekarang itu sudah menjadi salah satu cerita duka selama menjadi agen BRILink. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali hal tersebut terjadi karena kesalahan input, maklum baru pemula.
“Kadang kalau salah transfer, yang akan dikirim Rp 600 ribu, kalau salah input kelebihan 0 satu, sudah menjadi Rp 6 juta. Kita selalu membuat laporan, terus menghubungi yang nerima, kalau dia mau memulangkan, uang bisa kembali. Ada juga salah transfer Rp 4 juta, namun tidak dikembalikan,” sebutnya
Awalnya lanjut Yulita berkisah dia ditawari oleh pihak BRI menjadi Agen BRILink di awal tahun 2023. Saat itu, dia memang menjadi nasabah di BRI dan memiliki pinjaman Rp 3 juta, namun berawal dari situ dirinya memulai usaha agen BRIlink.
Pinjaman tersebut, senilai Rp 3 juta untuk usaha kedai sembako orang tuanya. Alhasil dari situ ia ditawari untuk jadi agen tawaran tersebut ia respon dan membuahkan hasil.
“Mau jadi agen, ditunjuk pembagi agen sembako untuk masyarakat, perpanjangan tangan BRI sebagai agen pencairan uang sembako. Saat itu orang belum banyak yang tahu, lagi pula masyarakat kurang percaya tidak seperti sekarang gampang, dulu kita harus mengikuti promosi terlebih dulu,” tuturnya.