Oleh Lathifa Khairani, S. Pd
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika
Konsep faktor fisik lingkungan sebagai faktor pembatas pertama kali ditemukan oleh dua ahli yaitu Shelford dan Justin Liebig. Shelford mempopulerkan hukum toleransi yang mengatakan bahwa distribusi dari makhluk hidup dapat dikontrol dengan faktor batas toleransi, minimum atau maksimum dari makhluk hidup tersebut. Faktor pembatas suatu benda artinya jika faktor itu tidak ada maka akan berpengaruh pada makhluk hidup, namun jika faktor tersebut berlebihan juga tidak baik bagi manusia. Sedangkan faktor penentu merupakan suatu faktor yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Jika faktor itu tidak ada maka manusia akan mati atau tidak bisa hidup . Jenis-jenis faktor fisik lingkungan terdiri dari air, suhu, cahaya, massa dan energi, aliran dan tekanan, kelembapan, gas-gas atmosfer, garam biogenik, dan tanah.
Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan dalam membentuk ekosistem serta bergantung pada lingkungan alam (fisik) maupun lingkungan sosial. Urgensi supaya melestarikan lingkungan alam merupakan tanggung jawab masyarakat dunia sebagai penghuni bumi dan pengguna sumber daya alam . Lingkungan merupakan konsep yang komprehensif disebabkan di dalamnya terdapat interaksi yang sangat kompleks dari berbagai makhluk hidup dengan membentuk pola interaksi tertentu. Dalam proses berinteraksi dengan alam, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dikarenakan manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan tersebut. Palmer dan Neal (1994) menyatakan bahwa pada tahun 1900-an kepedulian terhadap lingkungan meningkat secara luar biasa . Oleh karena itu, pendidikan sangat penting untuk pengembangan kesadaran lingkungan dan untuk memperkuat kemampuan individu dan komunitas dalam melawan tindakan yang dapat mengakibatkan krisis lingkungan .
Pendidikan lingkungan merupakan usaha untuk mengubah cara pandang, sikap, dan perilaku peserta didik terhadap lingkungan. Pergeseran paradigma ke arah peduli terhadap lingkungan sekitarnya merupakan hal yang terpenting dalam pendidikan tersebut. Pendidikan lingkungan memungkinkan peserta didik mendapatkan informasi berkaitan dengan kondisi lingkungan saat ini, yang harapannya mempersiapkan mereka untuk mengambil tindakan yang pro-lingkungan. Melalui pendidikan lingkungan dapat memunculkan peserta didik yang memiliki kepekaan lingkungan, kepedulian lingkungan serta memperkuat adaptasi serta mitigasi yang harus dimiliki masyarakat global saat ini .
Pada materi Listrik Magnet membahas tentang listrik statis, listrik arus searah, arus bolak balik dan kemagnetan. Salah satu contoh peristiwa listrik magnet yang terjadi di kehidupan sehari-hari yaitu dengan menggosok-gosokkan sisir plastik ke rambut yang kering dengan cepat selama kurang lebih 10 detik, kemudian mendekatkannya ke sobekan kerta, maka sobekan kertas tersebut akan tertarik dan menempel pada sisir tersebut. Tertariknya sobekan kertas oleh sisir plastik disebabkan oleh sisir plastik telah bermuatan listrik sehingga dapat menarik sobekan kertas . fenomena tersebut merupakan contoh adanya listrik statis . Contoh penggunaan listrik magnet dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan elektronik rumah tangga, transportasi, komunikasi, peralatan media, listrik generasi (seperti turbin angin dan generator hidroelektrik), peralatan industri (seperti pemotong logam dan mesin pemrosesan), perangkat elektronik kecil (seperti handphone, speaker, dan lainnya), dan kunci pintu elektronik.
Faktor fisik lingkungan yang terkait dengan konsep listrik magnet yaitu:
- Energi dan Daya : Produksi energi listrik statis sering kali melibatkan pembakaran bahan bakar fosil, yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbondioksida, metana, dan oksida nitrogen. Emisi ini berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim, dengan dampak yang signifikan pada lingkungan alam.
- Materi dan Energi : Energi listrik statis sering kali dipindahkan melalui kabel, saluran udara, atau peralatan lainnya. Bahan yang digunakan dalam pembuatan infrastruktur listrik, seperti kabel, tiang listrik, dan transformator, dapat mempengaruhi efisiensi dan keandalan sistem, serta dampak lingkungan selama siklus hidupnya.
- Material Medium : Material yang bersentuhan dengan benda yang bermuatan dapat mempengaruhi kemampuan benda tersebut untuk menahan atau melepaskan muatan listrik.
- Kelembapan Udara : Kelembaban udara yang rendah dapat meningkatkan penumpukan listrik statis karena partikel-partikel yang terionisasi lebih mudah terpisah dalam udara kering.
- Suhu: Suhu lingkungan dapat memengaruhi konduktivitas listrik material. Pada suhu yang lebih tinggi, beberapa material mungkin menjadi lebih konduktif.
- Tekanan Udara: Perubahan tekanan udara juga dapat mempengaruhi pembentukan listrik statis pada beberapa material.
Manfaat dari pengintegrasian pendidikan lingkungan pada materi listrik magnet adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena alam dan faktor fisik lingkungan yang menyertainya, serta bagaimana fenomena tersebut dapat memengaruhi lingkungan sekitar. Pengintegrasian ini juga dapat membantu peserta didik memahami pentingnya konservasi lingkungan hidup, seperti mengenal penggunaan energi yang efisien, mengenal penggunaan alat rumah tangga yang efisien. (***)