PADANG – Mengapa memilih pemimpin tidak memilih gubernur, lafaz lazim disampaikan saat Pilkada, dari banyak warga ditemui tim fakhrizalcenter, mereka merindukan seorang pemimpin.
Kalau gubernur itu kata mereka lazim dan konteksnya dipenyebutan gubernur itu adalah kekuasaan. Sementara pemimpin cakupannya luas selain memimpin pemerintahan, juga daerah dan umat, pemimpin menggenggam ketiga itu.
2020 sudah hari kedua, pada 2019 telah banyak muncul nama tokoh yang akan berebut kursi calon di Pilkada Sumbar 2020. Mereka beragam profesi dan latar belakang ada politisi, ada kepala daerah kota dan kabupaten, ada profesional dan ada representasi bundo kanduang.
Terus bagaimana, memang banyak nama disebut, tapi baru mencari Parpol dan calon pendamping alias Cawagub. Catatan media di Sumbar, sampai akhir Desember kemarin hanya ada satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang tampil serentak di alat peraga sosialisasinya. Termasuk hadir di sosialisasi calon perseorangan digelar KPU Sumbar.
“Satu Paslon aja yaitu Irjen Pol Fakhrizal dengan Cawagubnya Genius Umar,”ujar praktisi media online Sumbar Novrianto Rabu 1/1 di Padang.
Nah loe, jangan sampai kecele, Fakrizal Kapolda Sumbar tiga tahun, putera Kamang kelahiran Bukititinggi dan menamatkan SMA di Padang, dimutasi awal Desember menjadi analisis kebijakan di Mabes Polri.
Genius Umar jebolan STPDN mengawali karir birokrasi di Jakarta, maju di Pilkada Kota Pariaman sebagai Wakil Walikota, lalu pada Pilkada Pariaman 2018 terpilih menjadi Walikota Pariaman.
Banyak pihak menyebut memiliih Cawagub Genius Umar adalah pilihan cerdas dari seorang Fakhrizal. Kini Fakhrizal-Genius Umar menjadi Paslon Perseorangan yang terus populer di masyarakat Sumbar.
Fakhrizal, jenderal bintang dua tidak Kapolda Sumbar lagi, dia dimutasi yang seharusnya lumrah, namun publik tahu mutasi ‘jenderal ninik mamak’ ini diawali pro-kontra, bahkan sampai terjadi perdebatan alot ketika rapat Komisi III DPR RI dengan Kapolri waktu itu. (rel)