ULAU PUNJUNG – Musisi top tanah air Purwacaraka, Dewa Budjana dan Trie Utami, berpartisipasi memboomingkan Festival Pamalayu melalui musik.
Mereka bakal menghibur masyarakat dengan orkestra di panggung utama Festival Pamalayu di Candi Padang Roco, pada 6 Januari ini. Bersama rombongan, mereka akan memainkan beragam jenis musik, mulai dari tardisional dan moderen.
” Kami tertarik dengan Festival Pamalayu yang digelar Bupati Sutan Riska. Kami akan menyampaikan sejarah dan budaya melalui musik,” ungkap Purwacaraka dalam konferensi pers Festival Pamalu di rumah dinas bupati Dharmasraya, Sabtu ( 4/1) malam.
Menurutnya, musik ditemukan di setiap budaya, baik masa lalu maupun masa kini, menyesuaikan antara waktu dan tempat. Semua orang di dunia, termasuk kelompok suku yang paling terisolasi pun memiliki bentuk musik, dapat disimpulkan bahwa musik mungkin telah hadir di leluhur manusia sebelum penyebaran manusia di seluruh dunia.
Budaya musik ini dipengaruhi oleh semua aspek-aspek lain budaya, termasuk sosial dan organisasi ekonomi, iklim, dan akses ke teknologi. Musik dimainkan dan didengarkan.
“Kami akan menyampaikan sejarah melalui musik,” katanya.
Sementara itu Bupati Sutan Riska menyebutkan, banyak yang belum tahu, Dharmasraya ternyata menyimpan cerita sejarah yang layak menjadi daya tarik. Semakin digali semakin menarik. Daharmasraya memiliki sisa kejayaan masa lampau dari kerajaan Melayu yang bercorakan Hindu-Buddha. Di hulu Sungai Batanghari juga tersimpan rapi tapak-tapak reruntuhan negeri tua yang berserakan di beberapa lokasi.
“Melalui Festival Pamalayu ini kita mengetahui Dharmasraya merupakan bangsa yang besar. Melalui Festival Pamalayu, sejarah Dharmasraya yang selama ini dianggap sedikit melenceng, patut diluruskan agar generasi muda tidak salah kaprah terhadap sejarah Dharmasraya, terutama terkait Ekspedisi Pamalayu,” pungkasnya. (ron/peri)