PD. PANJANG – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Juara Padang Panjang menggelar Khotmil Quran dan Wisuda Tahfizh Angkatan VIII, Rabu-Kamis (29-30/5) di Masjid Agung Manarul Ilmi Islamic Centre. Agenda tahunan itu dibuka Kakankemenag H. Alizar Dt. Sindo Nan Tongga.
Alizar dalam kata sambutannya mengatakan, masing-masing daerah memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri. Padang Panjang karekteristiknya adalah pendidikan yang Islami.
Jangankan pesantren, sekolah umum saja di Kota Serambi Mekah itu memiliki muatan yang bernilai Islami. Misalnya, hampir di seluruh sekolah di Padang Panjang punya program tahfizh alquran.
Diantara banyak sekolah itu, lanjut Alizar, SDIT Juara menjadi salah satu sekolah yang memiliki keunggulan dalam bidang tahfizh dan penanaman karakter islami bagi siswanya. Dalam bidang umum, sekolah dibawah naungan Perguruan Islam Juara itu juga punya keunggulan.
“SDIT Juara ini diminati karena punya karakter islami. Saya yakin ke depan sekolah ini akan semakin berkembang dan diminati,” ujarnya.
Alizar menegaskan, menanamkan rasa cinta kepada Alquran bagi siswa, apalagi kemudian menghafalnya, akan menjadikan generasi ke depan tumbuh dengan akhlak yang mulia. Anak yang hafal quran, akan tumbuh menjadi pribadi yang jujur, disiplin dan penuh tanggungjawab.
“Mau jadi apa saja ananda di masa depan, silahkan. Yang penting ananda dekat dengan alquran. Meskipun saat ini ananda sudah khatam dan wisuda, jangan berhenti mempelajari quran. Teruslah belajar dan tambah hafalan, semoga nanti hafal 30 juz,” katanya.
Pimpinan Perguruan Islam Juara Ustadz Dalvi menyebutkan, membaca dan menghafal quran menjadi salah satu program wajib di SDIT Juara. Sekolah itu punya motto “sekolah langsung mengaji”.
Setiap anak harus bisa membaca alquran dengan baik dan memiliki hafalan minimal 2 juz ketika tamat. Sebagai bukti memang bisa membaca dengan baik, saat khatam ayat yang dibaca ditentukan saat tampil.
“Ayat apa yang dibaca, baru diketahui anak sesaat hendak tampil di hadapan juri. Kalau ayatnya sudah ditentukan jauh-jauh hari, tentunya kemampuan mereka tidak teruji,” ujarnya.
Untuk membuktikan ucapannya, Dalvi meminta Kakankemenag untuk memilih peserta secara acak, lalu menentukan surat yang dibaca. Dari dua siswa yang ditunjuk, keduanya mampu membaca quran dengan baik. “Masya Allah, bacaan ananda sudah baik dan benar,” puji Alizar.
Dalvi menyebutkan, khotmil quran diikuti 68 orang peserta, sedangkan wisuda tahfizh diikuti 48 orang. Untuk wisuda, jumlah hafalan mulai dari 1 juz sebanyak 57 siswa, 2 juz 26 siswa, 3 juz 10 siswa, 4 juz 4 siswa, 5 juz 2 siswa. (Jas)