Padang – Sapi simmental berat 1006 Kg atau 1,06 ton sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumbar melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sumbar untuk dijadikan sapi kurban bantuan masyarakat Presiden RI Joko Widodo.
Hal itu ditegaskan Kepala DPKH Sumbar, Sukarli didampingi Kabid Produksi dan Teknologi Efdal Kavri kepada Singgalang baru – baru ini.
Disebutkan, sapi kurban presiden RI tersebut berasal dari peternak sapi lokal atas nama peternak Endi di Pakan Selasa, Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota dengan estimasi harga Rp95 juta.
“Sapi yang ditunjuk itu adalah hasil dari pemantauan dan seleksi sapi oleh petugas lapangan. Dari 3 ekor terbaik lalu diseleksi menjadi 1 ekor terbaik dan dikirim ke Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk dicek lagi ke lapangan,”ujar Sukarli.
Lebih jauh disebutkan, DPKH Sumbar sudah mengirimkan surat data ketersediaan sapi kurban banmas presiden RI tersebut ke Dirjen PKH pada 22 Mei Lalu. Direncanakan, Minggu depan tim Dirjen PKH akan turun lapangan untuk mengecek sapi kurban presiden tersebut dan akan membayar bila telah disetujui.
Dikatakan Sukarli, untuk menyeleksi sapi kurban banmas presiden RI tersebut DPKH Sumbar bersama tim gabungan lainnya merujuk pada persyaratan yang telah ditetapkan.
Seperti sapi memenuhi syariat Islam untuk sapi kurban, berat bobot sapi ketika dilakukan penimbangan 1.010 Kg, sapi adalah milik petani lokal, bangsa sapi adalah simmental, memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Dijelaskan Sukarli, bila nanti sudah disetujui oleh Dirjen PKH maka sapi kurban presiden tersebut diserahkan ke Masjid Raya Sumbar untuk dipotong dan dibagikan kepada masyarakat.
“Sapi kurban presiden RI tersebut dengan bobot lebih 1 ton bisa memenuhi kebutuhan daging kurban masyarakat sekitar,” jelas Sukarli.
Pada sisi lain, Sukarli mengatakan, pada tahun ini diperkirakan sebanyak 45 ribu ekor hewan kurban yang dipotong dan 40 persen dipasok berasal dari luar Sumbar.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan 7000 ekor dibandingkan tahun lalu mencapai 38 ribu ekor.
Menurutnya terjadi peningkatan jumlah hewan kurban yang akan disembelih saat Idul Adha tersebut sejalan dengan semakin membaiknya ekonomi di Sumbar. Bukan itu saja, namun juga Sumbar sudah aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Ditambahkannya, kemampuan Sumbar untuk memenuhi hewan kurban hanya 60 persen. Sisanya dari luar Sumbar yang berasal dari Nusatenggara Barat (NTB), Lampung dan Bali. (wal)