Serahkan Sapi 600 Kg, LDII Sumbar Peduli Korban Galodo di Tanah Datar

LDII Sumbar saat serahkan seekor sapi berbobot 600 Kg untuk korban galodo di Tanah Datar. (ist)

BATUSANGKAR – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sumatera Barat menyerahkan sapi berukuran jumbo untuk korban terdampak bencana banjir bandang atau galodo dan lahar dingin di Dusun Tuo Nagari Limo Kaum Batusangkar Kabupaten Tanah Datar, Selasa (18/6).

Ketua DPW LDII Sumbar, Buya Afrizal Yaman mengatakan program tebar qurban ini bertujuan agar membantu masyarakat yang kekurangan hewan qurban dan terdampak bencana galodo beberapa waktu lalu.

“Atas dukungan warga LDII dan para donatur, alhamdulillah telah diserahkan satu ekor sapi yang berbobot hampir 600 kilogram kepada panitia kurban di Masjid Al-Ikhlas Dusun Tuo, Kabupaten Tanah Datar ini,” katanya.

Buya Afrizal Yaman mengatakan hewan kurban merupakan perwujudan takwa Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT, yang kemudian Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam untuk berkurban.

“Landasan kurban umat Islam sama halnya dengan Nabi Ibrahim AS, yakni ketakwaan dan keikhlasan,” ujarnya.

Dirinya menambahkan kurban dapat dilaksanakan siapa saja, tidak hanya orang kaya. Mereka yang tidak mampu bisa melaksanakan kurban. Maka, kuncinya adalah ketakwaan kepada Allah.

“Dari rasa takwa tersebut, seseorang bisa menggerakkan diri untuk beribadah, termasuk berkurban,” ujar pria kelahiran Batusangkar tersebut.

Ia pun merujuk beberapa praktik kurban pada masa Rasulullah, seperti satu orang dengan satu hewan kurban, “Andaikan tidak mampu, satu hewan kurban untuk tujuh orang. Adapula satu hewan kurban untuk satu keluarga. Bahkan Rasulullah mengurbankan dua ekor kambing. Satu kambing untuk keluarganya dan satu kambing dikurbankan untuk umat Islam yang tidak sempat berkurban,” paparnya.

LDII Sumbar, kata Buya Afrizal menambahkan selalu mengajak warganya untuk mempraktikkan kurban sesuai dengan kemampuannya karena Ketakwaan menjadi pendorong warga LDIII sehingga pada dalam posisi strata sosial apapun, warga LDII siap untuk berkurban.

Di majelis-majelis taklim tingkat kelurahan atau PAC LDII, mereka yang tidak mampu menabung lalu patungan membeli hewan kurban.

Menurut dia di majelis-majelis taklim tersebut diajarkan ayat dan hadits mengenai keutamaan kurban, mulai dari pahala dan manfaatnya,

“Amalan yang mengalahkan jihad dan paling dicintai Allah pada 10 Zulhijah atau Idul Adha, adalah menyembelih kurban karena takwa,” katanya.