STTIND Padang Gelar Bimtek Sanitasi Lingkungan di Kelurahan Berok Nipah

 

Padang – Masyarakat dapat berperan penting dalam penanggulangan banjir Rob yang sering melanda masyarakat yang tempat tinggalnya berada di pinggiran pantai atau pinggiran sungai. Banjir Rob adalah banjir yang disebabkan oleh air laut ataupun air sungai yang pasang dan meluap ke daratan.

Menurut Ketua Program Studi Teknik lingkungan STTIND Padang, Vina Lestari Riyandini, MT, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir Rob. Antaranya, pembuatan tanggul dan pemecah gelombang di daerah pesisir.

“Usaha lainnya dengan membuat drainase yang baik, yakni memastikan sistem drainase di lingkungan sekitar berfungsi dengan
baik, untuk mengalirkan air hujan dan mengurangi genangan,” katanya saat menjadi pemateri dalam acara pengabdian masyarakat, berupa bimtek sanitasi lingkungan sebagai upaya penanggulangan banjir Rob di Kelurahan Berok Nipah Kecamatan Padang Barat, pada 4 dan 5 juli 2024.

Ia mengatakan, usaha lainnya yakni dengan mengelola sampah yang tepat. Berikutnya mempersiapkan dan berlatih rencana evakuasi darurat untuk menghadapi situasi banjir rob, pengelolaan black water dengan baik.

“Terakhir, berpartisipasi dalam sistem pemantauan banjir rob, dengan melaporkan kondisi air laut dan cuaca yang mencurigakan kepada otoritas setempat,” tambahnya.

Masyarakat juga diminta berperan aktif membuat rainwater harvesting yang bertujuan untuk menampung air hujan dari atap rumah atau bangunan kecil. Berikutnya membuat biopori metode penyerapan air hujan ke dalam tanah, melibatkan pembuatan lubang vertikal kecil yang diisi dengan bahan organik.

“Tujuan utama dari biopori untuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, mengurangi limpasan air permukaan, memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan ketersediaan air tanah, dan pengelolaan sampah organik,” tambahnya.

Usaha selanjutnya dengan membuat sumur resapan yang dirancang untuk menampung air limpasan dan memungkinkan air tersebut
meresap ke dalam tanah. Cara ini dapat membantu mengisi ulang air tanah dan mengurangi limpasan permukaan yang dapat menyebabkan banjir.

“Warga juga bisa membuat rain garden yakni area cekungan dangkal yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman, terutama tanaman asli yang tahan terhadap kondisi basah dan kering,” ucapnya

Rain garden dirancang untuk mengalirkan limpasan cepat, dengan melakukan infiltrasi yang dipercepat. Juga solusi yang efektif dan ramah lingkungan, untuk mengelola limpasan air hujan dan
mengurangi risiko banjir, sambil memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan kualitas air, peningkatan keanekaragaman hayati, dan estetika lingkungan.

Sementara Azizah Nur selaku mahasiswa prodi teknik lingkungan mengatakan, faktor sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan antaranya sarana air bersih yakni fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan dan mendistribusikan air yang aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh manusia.

“Berikutnya sarana jamban yakni fasilitas yang digunakan untuk membuang kotoran manusia. Sarana jamban yang layak harus dilengkapi dan leher angsa, tanki septic atau sistem pengolahan air limbah (SPAL) yang digunakan sendiri atau bersama,” katanya.

Fasilitas sanitasi yang layak ini harus memenuhi syarat, agar tidak mencemari sumber air dan tanah. Karena jika sarana jamban yang dilakukan sembarangan seperti di sungai atau semacamnya, tentu dapat memengaruhi lingkungan. Yang akan menjadi salah satu penyebab penyakit. (hendri)