PADANG – Pemerintah Kota Padang menggelar pertemuan koordinasi dan revitalisasi Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TBC), menandai langkah penting dalam memperkuat komitmen dan strategi dalam menghadapi penyakit menular yang terus menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Pj. Sekretaris Daerah Kota Padang, Yosefriawan, dalam sambutannya, menekankan urgensi penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang komprehensif untuk menanggulangi TBC di wilayah ini. RAD tersebut diharapkan mencakup seluruh aspek dari perencanaan hingga pemantauan dan evaluasi efektivitas program.
“TBC masih menjadi ancaman serius, bahkan menduduki peringkat kedua sebagai penyakit paling mematikan setelah COVID-19 secara global. Di Indonesia, TBC berada di urutan ke-13 sebagai penyebab utama kematian,” kata Yosefriawan, merujuk pada data Global Tuberculosis Report 2023 dari WHO, Selasa (9/7) di Rangkayo Basa Hotel, Padang.
Sementara di Kota Padang, pada tahun 2024 ini, diperkirakan terdapat 4.838 kasus TBC. Namun, hanya 2.122 kasus yang terdeteksi hingga Juni 2024, menunjukkan masih banyak kasus yang belum teridentifikasi dan diobati.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Srikurnia Yati, menyoroti beberapa tantangan dalam penanggulangan TBC di kota ini, terutama terkait stigma masyarakat yang masih menganggap TBC sebagai penyakit memalukan. Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat pemeriksaan diri dan kepatuhan dalam menjalani pengobatan.
“Kurangnya edukasi dan sosialisasi tentang TBC juga menjadi faktor utama, sehingga pengetahuan masyarakat tentang penularan, pencegahan, dan pengobatan TBC masih terbatas,” ungkap dr. Srikurnia.
Untuk mengatasi tantangan ini, dr. Srikurnia menekankan pentingnya dukungan dari berbagai sektor, baik kesehatan maupun non-kesehatan, serta peningkatan koordinasi antarinstansi untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan TBC.
Pemerintah Kota Padang telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030 dan telah mengambil berbagai langkah strategis seperti pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC Tingkat Kota Padang dan penjaringan kasus di berbagai institusi.
“Kami mengimbau partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Sosialisasi yang berkesinambungan melalui berbagai media juga menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang TBC,” tambahnya.
Upaya penguatan koordinasi, edukasi yang intensif, serta dukungan dari seluruh sektor diharapkan dapat mengurangi beban penyakit TBC di Kota Padang dan mendekatkan pencapaian target eliminasi TBC pada tahun yang telah ditetapkan. (benk)